Banyak situs warisan kuno yang hancur akibat bencana tersebut. Salah satunya adalah Kastel Gaziantep era Romawi, sebuah monumen berusia 2.000 tahun yang dulunya merupakan landmark budaya dan wisata penting di Kota Gaziantep.
"Bagian penting dari memori kolektif ini sekarang hilang, sungguh disayangkan. Situs-situs yang hancur ini merupakan bagian dari sejarah kami," ujar Mahmut Erdil, seorang fotografer setempat, kepada Xinhua.
UNESCO mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (9/2) bahwa pihaknya akan memberikan dukungan kepada situs-situs Warisan Dunia yang rusak di Turki dan negara tetangganya, Suriah, kawasan yang dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban dan lokasi beberapa situs kuno penting.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu telah memberikan peringatan mengenai kerusakan pada situs-situs Warisan Dunia lainnya di Turki, termasuk situs arkeologi terkenal Nemrut Dag (Gunung Nemrut).
Terletak di Provinsi Adiyaman yang dilanda gempa, situs yang memiliki sejumlah patung raksasa sebagai bagian dari makam kerajaan kuno yang berasal dari abad pertama tersebut merupakan salah satu objek wisata paling ikonis di Turki.
Di Provinsi Diyarbakir, beberapa bangunan di Benteng Diyarbakir dan Taman Hevsel yang berdekatan, yang juga merupakan bagian dari situs Warisan Dunia, turut mengalami kerusakan, kata media setempat.
Antakya juga mengalami kerusakan yang luas. Antakya dikenal sebagai Antiokhia pada zaman kuno dan merupakan pusat peradaban, perdagangan, dan keagamaan bagi umat Kristiani pada khususnya.
Menurut data resmi, lebih dari 6.000 bangunan di Turki runtuh akibat gempa bumi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023