Dalam keterangan pers Kementerian Luar Malaysia pada Sabtu, Zambry mengatakan Malaysia akan terus bekerja sama secara erat dan konstruktif dengan sesama negara anggota ASEAN dalam upaya membantu Myanmar mencapai solusi damai dan berkelanjutan.
Malaysia, ujarnya, mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh ASEAN di bawah keketuaan Indonesia dan melalui pengiriman utusan khusus untuk Myanmar, seperti yang disepakati oleh ASEAN.
Sebelumnya, Perdana Menteri Anwar Ibrahim menekankan perhatian pada pembangunan "konsensus yang kuat dalam memberikan pesan yang kuat kepada rezim Myanmar" untuk mengakhiri diskriminasi, marginalisasi, intimidasi, dan kekerasan terhadap rakyat Myanmar.
Pernyataan itu ia sampaikan ketika memberikan pidato utama pada pertemuan Kamar Dagang Malaysia-Thailand di Bangkok, Jumat (10/2).
Anwar menegaskan bahwa masalah Myanmar tidak boleh dibiarkan mengalihkan perhatian ASEAN dalam melanjutkan kerja sama untuk meningkatkan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi ASEAN dan rakyatnya dalam mewujudkan cita-cita Komunitas ASEAN.
Tiga dari lima poin konsensus yang disepakati Myanmar dengan para pemimpin ASEAN adalah pengakhiran segera kekerasan di Myanmar, dialog antara semua pihak terkait, dan penunjukan utusan khusus.
Dua poin lainnya adalah soal penyaluran bantuan kemanusiaan oleh ASEAN untuk Myanmar, dan kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.
ASEAN, yang didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, saat ini beranggotakan 10 negara.
Kesepuluh negara itu adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar.
Baca juga: Peneliti: ASEAN perlu tunjuk utusan khusus tetap untuk Myanmar
Baca juga: RI akan gandeng negara berkepentingan untuk atasi isu Myanmar
Keketuaan ASEAN 2023, RI tagih komitmen Myanmar atas 5 poin konsensus
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023