• Beranda
  • Berita
  • Orang tua disarankan jalin komunikasi cegah anak kecanduan gim

Orang tua disarankan jalin komunikasi cegah anak kecanduan gim

11 Februari 2023 18:05 WIB
Orang tua disarankan jalin komunikasi cegah anak kecanduan gim
Ilustrasi (Pixabay)
Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra menyampaikan bahwa para orang tua disarankan untuk menjalin komunikasi kepada putra-putrinya untuk mencegah kecanduan gim atau gawai.

"Perlu dialog intens dengan anak, apa yang mereka dapatkan saat main game? Adakah pengaruh positif dan negatif yang dirasakan mereka pada tubuhnya dan kehidupannya?," kata Novi ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Novi menjelaskan, gawai dan gim saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, khususnya anak-anak.

Baca juga: Perlu kemampuan membatasi diri agar tak kecanduan gim

Namun demikian, diperlukan batasan-batasan terkait durasi penggunaan, pemilihan konten, maupun jenis-jenis permainan yang tepat untuk anak-anak.

Hal ini bertujuan agar kehidupan anak-anak dapat seimbang, antara kegiatan sosial dan juga bermain gim.

Orang tua juga disarankan untuk melatih anak agar bertanggung jawab pada kegiatannya sehari-hari.

"Nah dialog-dialog serta kesepakatan ini yang akan menciptakan kesadaran dan manajemen diri dalam penggunaan gadget yang tepat," ujarnya.

Lebih lanjut Novi mengungkapkan, gim di gawai bisa memunculkan hormon kebahagiaan, antara lain yaitu Dopamine, Oksitosin, Serotonin, hingga Endorphin.

Baca juga: "Online game", baik atau buruk untuk remaja?

Secara umum, hormon-hormon tersebut memunculkan perasaan bahagia dan senang setelah melakukan aktivitas tertentu, khususnya gim.

Hormon kebahagiaan ini menyebabkan tubuh seseorang secara alami menjadi ingin bermain gim secara terus-menerus.

Ia menambahkan, anak yang terlampau lama bermain gim berpotensi mengalami kecanduan.

Candu akibat gim di gawai ini apabila tidak disadari atau ditangani dengan serius, maka dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental, yakni kurangnya kemampuan bersosialisasi, stres, kelelahan kronis, apatisme, hingga rendahnya motivasi untuk melakukan hal lain.

Selain itu, kesehatan fisik anak-anak pada masa pertumbuhan juga akan terganggu karena kurang gerak, sakit mata, hingga keluhan sakit di persendian.

"Hormon kebahagiaan saat bermain game dapat dimunculkan oleh kegiatan lain. Yang terpenting adalah membangun kesadaran diri dan manajemen diri," kata Novi Poespita. 

Baca juga: Dokter paparkan perlunya batasan waktu anak bermain gawai

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023