Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter dan 7,6 skala Richter berpusat di Provinsi Kahramanmaras pada Senin (6/2) berdampak terhadap 13 juta orang di 10 provinsi, termasuk Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah dan Lebanon, juga merasakan getaran kuat yang melanda Turki dalam waktu kurang dari 10 jam.
Lebih dari 166.000 personel pencarian dan penyelamatan saat ini bekerja di lapangan, menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Kondisi Darurat (AFAD).
Hampir 92.700 orang telah dievakuasi dari daerah yang dilanda gempa sejauh ini, kata AFAD.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Jumat (9/2) bahwa gempa bumi tersebut adalah salah satu bencana terbesar dalam sejarah Turki.
Untuk memeriksa upaya pencarian, penyelamatan, dan bantuan yang sedang berlangsung, Erdogan sejauh ini telah mengunjungi Kahramanmaras, Hatay, Adana, Gaziantep, Osmaniye, Kilis, Adiyaman, dan Malatya--di mana dia bertemu dengan para korban gempa.
Parlemen Turki pada Kamis (9/2) menyetujui pemberlakuan keadaan darurat selama tiga bulan untuk mempercepat upaya bantuan.
Turki juga mengumumkan tujuh hari berkabung nasional setelah bencana tersebut.
Belasungkawa mengalir dari seluruh dunia yang mengungkapkan solidaritas untuk Turki, dengan banyak negara mengirimkan tim penyelamat dan bantuan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Gempa Turki, bayi dua bulan bertahan 128 jam di bawah puing
Baca juga: Terjebak 122 jam di bawah puing, dua wanita selamat dari gempa Turki
Baca juga: Bantuan kemanusiaan Indonesia diberangkatkan ke Turki
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023