• Beranda
  • Berita
  • Universitas Bangka Belitung siapkan tujuh program studi baru

Universitas Bangka Belitung siapkan tujuh program studi baru

14 Februari 2023 16:20 WIB
Universitas Bangka Belitung siapkan tujuh program studi baru
Rektor Universitas Bangka Belitung Prof Dr Ibrahim. (FOTO ANTARA/ Donatus Dasapurna)

Setiap tahun jumlah lulusan SMA/SMK yang ingin kuliah di UBB lebih dari 7.000 siswa, namun UBB hanya bisa menampung 2.000 mahasiswa baru setiap tahunnya.

Universitas Bangka Belitung akan membuka tujuh program studi baru sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi.

"Rencana penambahan tujuh program studi (prodi) baru ini diharapkan menambah daya tampung lulusan SMA/SMK di Babel yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi," kata Rektor Universitas Bangka Belitung Prof  Ibrahim di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan setiap tahun jumlah lulusan SMA/SMK yang ingin kuliah di UBB lebih dari 7.000 siswa, namun UBB hanya bisa menampung 2.000 mahasiswa baru setiap tahunnya.

Kondisi tersebut mendorong UBB untuk menambah daya tampung dengan mempersiapkan tujuh prodi baru.

"UBB akan menyiapkan tujuh prodi baru, salah satunya kedokteran untuk menambah daya tampung mahasiswa. Kita harap Pemprov Babel mendukung ini dan dapat menambah anggaran beasiswa untuk mahasiswa baru agar APK perguruan tinggi di Babel dapat meningkat," katanya.

Ia menjelaskan untuk merealisasikan hal tersebut, UBB telah menggelar rapat bersama Penjabat Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin yang dihadiri seluruh rektor perguruan tinggi yang ada di Babel untuk mencari akar permasalahan rendahnya APK perguruan tinggi Babel yang hanya 14,85 persen, atau turun satu digit dari tahun sebelumnya 15,23 persen.

Rendahnya APK perguruan tinggi tersebut, katanya. membuat pemerintah daerah serta satuan pendidikan khususnya di jenjang SMA SMK dan perguruan tinggi untuk konsentrasi mengambil tindakan meski akar permasalahannya ada di pola pikir masyarakat itu sendiri.

Hal itu bisa dilakukan dengan intervensi pemerintah di SMA/SMK agar dapat meningkatkan keinginan para lulusan sekolah menengah tingkat atas melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. hal ini penting dilakukan oleh para guru SMA/SMK yang setiap hari berinteraksi langsung dengan para siswa sekolah masing-masing.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan sosialisasi dari perguruan tinggi ke SMA/SMK, karena yang dapat mengedukasi siswa itu hanya guru-guru yang dekat dengan siswa sehingga siswa itu dapat membuat perubahan dan termotivasi melanjutkan pendidikan setelah lulus sekolah. Kita perguruan tinggi hanya menerima limpahan dari lulusan SMA/SMK itu," kata Ibrahim.

Ia menambahkan, pemerintah juga harus mendukung usulan pembukaan prodi baru dari perguruan tinggi karena ini dapat meningkatkan daya tarik atau minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Anggaran beasiswa diharapkan juga tidak hanya sebatas untuk mahasiswa yang melanjutkan, namun dapat disiapkan untuk para mahasiswa baru agar dapat menjadi alat mendorong APK karena salah satu alasan lulusan SMA/SMK tidak melanjutkan pendidikan sebagian karena tidak memiliki biaya.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Nasional yang dilaksanakan BPS Babel September 2021, ditemukan beberapa alasan utama penduduk yang memiliki ijazah SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, antara lain bekerja untuk mencari nafkah (37,34 persen), merasa pendidikan SMA sudah cukup (18,02 persen), menikah (17,34 persen), tidak ada biaya (16,5) persen dan alasan lainnya seperti mengurus rumah tangga dan pertimbangan jarak yang jauh dari perguruan tinggi (10,75 persen), demikian Ibrahim.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023