Permintaan baterai lithium di Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh lebih dari enam kali lipat dan diterjemahkan menjadi 55 miliar dolar AS per tahun pada akhir dekade ini, tetapi negara tersebut diperkirakan masih bergantung pada impor untuk pasokannya, tambah laporan itu.
Li-Bridge berupaya mempercepat pengembangan rantai pasokan yang kuat untuk baterai berbasis litium dan koordinasi dipimpin oleh Argonne National Laboratory yang didanai oleh Departemen Energi AS.
Permintaan kendaraan listrik (EV) telah melonjak selama beberapa tahun terakhir, karena konsumen yang sadar iklim membeli mobil dengan powertrain listrik, di tengah melonjaknya harga bahan bakar fosil.
Baterai lithium yang akan memberi daya pada berbagai kendaraan selama beberapa tahun ke depan juga akan sangat penting untuk sistem militer dan elektronik konsumen, medis, dan industri.
Menurut laporan Li-Bridge, dalam kondisi saat ini perusahaan dan pekerja AS akan menangkap kurang dari 30 persen nilai sel yang dikonsumsi di dalam negeri.
"Kurangnya rantai pasokan baterai lithium yang substansial di Amerika Serikat dan kurangnya akses yang aman ke bahan energi menimbulkan ancaman serius bagi keamanan nasional dan ekonomi AS," kata Li-Bridge.
Baca juga: Freeport ungkap tembaga jadi komponen penting dalam ekosistem EV
Baca juga: BYD akan bangun pabrik baterai EV senilai Rp18 triliun di China
Baca juga: Luhut jajaki kerja sama baterai EV dengan pengusaha lithium Australia
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023