• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes gandeng EpiC-USAID bimbing Indonesia masuki era endemi

Kemenkes gandeng EpiC-USAID bimbing Indonesia masuki era endemi

17 Februari 2023 16:46 WIB
Kemenkes gandeng EpiC-USAID bimbing Indonesia masuki era endemi
Tangkapan layar - Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril (kanan) saat membuka Workshop Transisi Dari Pandemi ke Endemi dalam jaringan yang diikuti dari Jakarta, Jumat (17/2/2023). (ANTARA/Andi Firdaus).
Kementerian Kesehatan RI melibatkan peran sejumlah lembaga internasional, EpiC dan USAID, untuk membimbing Indonesia memasuki era endemi COVID-19.

"EpiC Indonesia dan United States Agency for International Development (USAID) mengajak kita masuk ke era endemi dengan baik, sehingga usulan Indonesia untuk mencabut pandemi segera terwujud," kata Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dalam Workshop Transisi Dari Pandemi ke Endemi dalam jaringan yang diikuti dari Jakarta, Jumat.

EpiC Indonesia merupakan bagian dari organisasi internasional EpiC yang beraktivitas memenuhi target dan mempertahankan pengendalian epidemi. Sedangkan USAID merupakan badan independen Amerika Serikat yang bertanggungjawab atas bantuan di bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan.

Syahril mengatakan, bangsa Indonesia bersyukur atas kebijakan pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 30 Desember 2022, setelah tiga tahun bergelut dengan COVID-19.

"Kebijakan itu merupakan rekomendasi semua pihak terkait sebagai keberhasilan bangsa Indonesia," katanya.

Namun pencabutan PPKM perlu disertai persyaratan, seperti angka konfirmasi di bawah 20 per 100 ribu penduduk, kematian di bawah 1 per 100 ribu penduduk, keterisian tempat tidur perawatan di rumah sakit di bawah 5 persen, kata Syahril menambahkan.

Syahril juga melaporkan, 99 persen populasi di Indonesia telah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, berdasarkan serologi survei (serosurvei) yang dilaksanakan Januari 2023.

"Setelah PPKM dicabut, parameter kasus tetap terkendali, meskipun terjadi gejolak lonjakan kasus di luar negeri," katanya.

Syahril mengimbau masyarakat jangan lengah, walau tata kelola COVID-19 sudah dibuat pemerintah, tapi memerlukan ikhtiar kesiapsiagaan di masa transisi menuju endemi.

"(Situasi darurat) bisa jadi muncul lagi, atau terjadinya varian baru yang menjadikan lonjakan kasus" katanya.

Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada dampak terhadap long COVID-19 yang dialami pada 30 persen populasi penyintas.

Pada acara yang sama, Technical Office COVID-19 EpiC Indonesia Drg. Triftianti mengatakan EpiC merupakan proyek yang didanai USAID untuk mempercepat akses yang luas dan merata pada pelayanan vaksinasi COVID-19 yang aman dan efektif, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 melalui mitigasi penelusuran, memperkuat sistem kesehatan.

"EpiC Indonesia bekerja di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Papua," katanya.

Bantuan teknis yang telah didistribusikan berupa hibah 1.000 unit ventilator mekanis Vyaire LTV 1200/2200 sebagai mitigasi dampak dari COVID-19 di Indonesia.

Selama Juni 2020 hingga November 2021, sekitar 905 ventilator telah didistribusikan, dan 1.572 tenaga kesehatan di 485 fasyankes di 211 kabupaten/kota telah menerima peningkatan kapasitas penggunaan ventilator.

Baca juga: Kemenkes: Kawal transisi menuju endemi dengan vaksinasi booster

Baca juga: Kemenkes waspadai ragam penyakit yang muncul saat transisi endemi

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023