"Rajungan memang menjadi salah satu komoditas perikanan yang mendukung kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, dan komoditas kelautan ini menempati posisi kedua dengan nilai ekspor tertinggi pada 2022," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Liza Derni di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan tahun lalu tercatat komoditas rajungan di Lampung memiliki nilai ekspor sebesar Rp418 miliar.
"Dengan nilai ekspor sebesar Rp418 miliar, komoditas rajungan ini memiliki volume ekspor sebanyak 1.019 ton," katanya.
Menurut dia, untuk nilai jual komoditas rajungan di daerahnya saat ini berkisar Rp409.982 per kilogram.
"Nilai jual komoditas rajungan ini lebih besar dari komoditas lainnya atau sekitar Rp409.982 per kilogram, karena diekspor dalam bentuk kaleng siap saji," tambahnya.
Dia menjelaskan Amerika Serikat menjadi salah satu negara tujuan ekspor terbesar rajungan asal Lampung.
"Di Lampung ada beberapa unit pengolahan rajungan yang mengelola rajungan mentah hasil tangkapan nelayan menjadi daging kaleng," tambahnya.
Ia melanjutkan dengan siklus musim rajungan selama enam bulan, untuk menjaga kualitas dan mutu rajungan tangkap, pemerintah daerah telah menyediakan wadah pendingin bagi kelompok nelayan.
"Karena ini mudah busuk untuk menjaga mutu rajungan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan telah diberi bantuan berupa wadah pendingin, dan lemari pendingin kepada kelompok nelayan rajungan. Sehingga semua layak ekspor serta layak konsumsi dengan memperhatikan kualitas rajungan," ujar dia lagi.
Diketahui pada tahun 2019-2020 Provinsi Lampung telah berkontribusi sekitar 10-12 persen dari total ekspor Indonesia, dan menempati urutan ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dan pada tahun 2021 rajungan memiliki nilai ekspor kedua terbesar setelah komoditas udang sebesar 1.577.612 kilogram.
Serta nilai ekspornya mencapai 36,91 juta dolar Amerika, atau naik dari 2020 yang volumenya hanya 1.383 ton dengan nilai 23,83 juta dolar Amerika
Dengan sentra produksi ada di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Tulang Bawang
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023