kebijakan ganjil genap justru membuat warga beralih menggunakan sepeda motor
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengajak warga untuk menggunakan angkutan umum salah satunya TransJakarta untuk menekan kemacetan di Ibu Kota.
“Ayo ramai-ramai naik TransJakarta,” kata Heru di Pendopo Balai Kota Jakarta, Rabu.
Ajakan tersebut dilontarkan Heru menanggapi peringkat indeks kemacetan di Jakarta yang pada 2022 naik menjadi posisi 29 dari 389 kota di 56 negara di dunia setelah pada 2021 berada pada posisi 46.
Mencermati peringkat Jakarta itu, ia berjanji akan menanggulangi kemacetan di Ibu Kota.
“Kami bereskan macetnya,” ucapnya singkat kepada awak media.
Dinas Perhubungan DKI sebelumnya menyebutkan sejumlah upaya dilakukan guna menekan kemacetan di Jakarta di antaranya ganjil genap, rencana menutup 27 putaran balik pada Juni 2023, hingga wacana jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP).
Berdasarkan data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada 2019 yang diungkap Dinas Perhubungan DKI, kebijakan ganjil genap justru membuat warga beralih menggunakan sepeda motor karena tidak masuk ke dalam kendaraan yang terkena pembatasan ganjil genap.
Saat ini, berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI kapasitas TransJakarta mencapai 1,2 juta penumpang per hari didukung 4.700 armada melalui 13 koridor.
Nantinya pada 2024, ditargetkan jumlah armada TransJakarta ditambah menjadi 6.960 unit dengan kapasitas ditargetkan mencapai 1,5 juta orang per hari melalui 15 koridor.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia, Tomtom International BV, menempatkan indeks kemacetan Jakarta naik yang diukur berdasarkan waktu tempuh per 10 kilometer pada 2022.
Tahun lalu, waktu tempuh rata-rata per 10 kilometer di Jakarta mencapai 22 menit 40 detik, atau naik 2 menit 50 detik pada 2021.
Secara umum, TomTom menyebutkan kondisi lalu lintas kota di dunia sudah kembali sibuk setelah sebelumnya melandai karena pembatasan aktivitas akibat pandemi COVID-19.
"Sepanjang pandemi, kami mengamati jam sibuk berlalu lintas menjadi sebuah kenangan. Sayangnya, kondisi itu (jam sibuk) sepertinya sudah kembali," demikian keterangan TomTom.
Lembaga itu mengukur indeks kemacetan lalu lintas di 389 kota di 56 negara pada 2022, salah satunya Jakarta.
TomTom menjelaskan metodologi pengukuran indeks kemacetan berdasarkan data kendaraan bergerak atau Floating Car Data (FCD) yang pada 2022, lembaga itu menggunakan pengukuran berdasarkan waktu tempuh perjalanan per 10 kilometer.
Baca juga: Indeks kemacetan Jakarta naik jadi peringkat 29 kota dunia
Baca juga: Pengamat minta Pemprov DKI serap lebih luas masukan publik soal ERP
Baca juga: Legislator minta Dishub kaji bus sekolah untuk tekan kemacetan
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023