"Filosofi dasar dari transformasi kesehatan, kami ingin dan harus tingkatkan akses dan kualitas layanan kepada masyarakat. Bukan Kemenkes, bukan dekan fakultas kedokteran, bukan organisasi profesi, elit politik, tapi untuk masyarakat Indonesia," kata Budi Gunadi Sadikin saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2023 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Kamis.
Ia mengatakan, filosofi itu berlaku dalam tataran diskusi masyarakat, khususnya berkaitan dengan usulan Rencana Undang-Undang (RUU) Kesehatan yang kini sedang bergulir di DPR RI.
"Siapapun yang mengusulkan, melakukan, asal dia meningkatkan kualitas layanan itu yang diambil," katanya.
Hal penting lainnya dalam transformasi kesehatan, kata Budi, adalah upaya menghadirkan negara dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan masyarakat, seperti yang tertuang dalam UUD 45.
"Negara harus hadir, itu tanggung jawab negara. Kami harus pastikan pemerintah bertugas memerintah, kalau tidak bisa (memerintah), berarti ada masalah," katanya.
Budi mencontohkan, salah satu masalah yang kini sedang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Tanah Air adalah kekurangan dokter.
Baca juga: Menkes sebut KLB difteri Garut imbas keterlambatan imunisasi
"Kita kekurangan dokter selama 77 tahun Indonesia merdeka, itu ada masalah. Mengapa pemerintah tidak bisa memerintah," katanya.
Transformasi kesehatan di Indonesia terdiri atas enam pilar, di antaranya transformasi layanan primer melalui revitalisasi puskesmas dan Posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melayani promotif dan preventif seluruh siklus hidup.
Transformasi layanan rujukan untuk penanggulangan stroke, kanker, dan ginjal lewat pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan spesialistik. Transformasi sistem ketahanan kesehatan dengan cara memastikan ketersediaan obat-obatan, vaksin, dan alat diagnostik produk dalam negeri hingga sistem tenaga kesehatan cadangan dengan melibatkan Fakultas Kedokteran, Politeknik Kesehatan, dan Pramuka.
Selanjutnya adalah transformasi sistem pembiayaan kesehatan yang akan membantu proses pembenahan anggaran dinas kesehatan agar tidak tumpang tindih seperti yang terjadi selama ini.
Transformasi SDM kesehatan untuk memenuhi rasio ideal antara dokter dan masyarakat 1:1.000. Fakta di Indonesia saat ini jumlah dokter sebanyak 101.476 melayani 273.984.400 orang. Artinya 1 dokter melayani sekitar 2.700 orang.
Transformasi teknologi kesehatan menyiapkan platform teknologi kesehatan yang digunakan untuk merekam riwayat medis pasien secara digital. Semua Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) seperti rumah sakit, klinik, apotek, laboratorium harus menggunakan format yang sama.
Baca juga: Menkes temui pimpinan WHO Mei tahun ini diskusikan status endemi
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023