• Beranda
  • Berita
  • IESR: Pengembangan motor listrik tak bisa ditunda-tunda

IESR: Pengembangan motor listrik tak bisa ditunda-tunda

25 Februari 2023 20:24 WIB
IESR: Pengembangan motor listrik tak bisa ditunda-tunda
Pengunjung mengendarai sepeda motor listrik pada pameran Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (20/2/2023). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan bahwa insentif untuk kendaraan listrik akan mulai diberikan oleh pemerintah pada Maret mendatang dengan besaran insentif yang diberikan bagi sepeda motor sebesar Rp7 juta per unit. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pengembangan motor listrik di Indonesia sudah sangat mendesak dan tak bisa ditunda-tunda.

"Telat sedikit, Indonesia bakal ketinggalan dari Thailand, India, dan Vietnam. Makanya, kalau ingin membangun industri, jangan ditunda-tunda," katanya melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, jika pembangunan motor listrik tidak dilakukan dari sekarang bisa jadi nantinya Indonesia hanya akan jadi importir atau perakit kendaraan tersebut.

"Harusnya kita jadi produsen, bahkan bisa ekspor,” katanya.

Industri motor listrik, tambahnya, bisa menjadi kunci bagi transformasi industri otomotif di masa mendatang, karena industri motor listrik tidak membutuhkan banyak komponen sehingga tidak memerlukan supply chain yang banyak.

Selain itu, dikatakannya, teknologi motor listrik juga relatif sederhana. Hanya motor penggeraknya yaitu baterai, serta sistem kontrol dan chasis.

Dengan demikian, Fabby menyatakan, motor listrik hanya tinggal menentukan berapa ukurannya, misal sekian horse power. Kondisi tersebut yang membuat lebih mudah bagi pemain-pemain baru.

"Pasar baru, jadi belum ada yang mendominasi. Sehingga siapa yang masuk cepat, dia bisa mendapatkan pasar," katanya.

Selain itu, jelasnya, Pemerintah memang sedang mengembangkan industri listrik terintegrasi dari hulu ke hilir. Upstream-nya adalah produksi mineral, midstream-nya pembuatan baterai dan di hilir pembuatan motor.

“Jadi ekosistemnya sedang dibangun. Kalau ini sudah terbentuk, kita lihat pada 2024-2025 sudah produksi. Kalau industri sudah terbentuk, pengguna di hilir bisa lebih cepat lagi," katanya.

Pengguna sepeda motor saat ini, menurut dia, potensial menjadi pengguna motor listrik roda dua di masa depan. Populasinya pun cukup besar. Dari catatan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), sepeda motor mencapai 126,99 juta.

Setiap tahun, permintaan sepeda motor juga meningkat. Sepanjang 2022, misalnya, menurut Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), penjualan motor domestik meraih 5,2 juta unit.

Di sisi lain, imbuhnya, ke depan, penggunaan motor listrik dapat mempercepat transformasi industri otomotif, mendukung ketahanan energi, serta penurunan emisi gas rumah kaca, selaras dengan target Net Zero pada 2060.

Tetapi, menurut Fabby, jika ingin tercapai target NZE pada 2060 maka pada 2030 sebanyak 65 persen kendaraan motor bakar harus disubstitusi kendaraan listrik.


Baca juga: Insentif kendaraan listrik percepat migrasi elektrifikasi

Baca juga: Selis akan buat terobosan motor listrik jarak tempuh 180 km

Pewarta: Subagyo
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023