Kementerian Perdagangan turut mendukung anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dalam mengedepankan isu keberlanjutan dan inklusivitas guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan lingkungan.Kita tentunya terbuka atas pembahasan isu-isu baru dalam diskusi mengenai perdagangan dan investasi
Hal tersebut disampaikan Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Reza Pahlevi Chairul saat mewakili Indonesia pada pertemuan pertama Komite Perdagangan dan Investasi (Committee on Trade and Investment/CTI) APEC di Palm Springs, California, Amerika Serikat (24/2).
"APEC perlu menyusun langkah nyata dalam mewujudkan target keberlanjutan dan inklusivitas. Dalam hal ini, Indonesia menekankan bahwa target pertumbuhan ekonomi dan lingkungan harus selaras dan mendapatkan prioritas yang seimbang," ujar Reza dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Baca juga: Airlangga: KTT APEC 2022 adopsi penuh Deklarasi Pemimpin G20 Bali
Pertemuan tersebut bagian dari rangkaian pertemuan APEC di bawah ketuanrumahan Amerika Serikat (AS). Tema tahun ini, "Creating a Resilient and Sustainable Future for All", merupakan upaya untuk mencapai visi Putrajaya 2040 dalam mewujudkan masyarakat Asia-Pasifik yang terbuka, dinamis, tangguh, dan damai pada 2040 untuk kesejahteraan masyarakat dan generasi mendatang.
Prioritas Ketuanrumahan AS dalam APEC tahun ini antara lain mengangkat isu keberlanjutan dan inklusivitas. Isu-isu tersebut tercermin dalam berbagai agenda umum APEC seperti dukungan terhadap sistem multilateralisme, fasilitasi perdagangan, dan integrasi ekonomi di kawasan.
Dalam kesempatan ini, sebagai tuan rumah ASEAN 2023, Kemendag juga menyampaikan paparan prioritas ASEAN 2023 dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".
"Kemendag memanfaatkan momentum dari peran serta Indonesia dalam perundingan APEC untuk menggaungkan tema dan prioritas Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023. Tema dan prioritas Keketuaan Indonesia ini selaras dengan visi APEC Putrajaya Vision 2040 untuk mencapai masyarakat Asia-Pasifik yang terbuka, dinamis, dan tangguh untuk kesejahteraan masyarakat," kata Reza.
Selanjutnya, Anggota APEC menindaklanjuti upaya perwujudan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik/ Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP) melalui pembahasan Rencana Kerja Agenda FTAAP. Indonesia menyampaikan, salah satu strategi yang dapat ditempuh APEC adalah merujuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebagai referensi untuk perwujudan FTAAP.
"Kita tentunya terbuka atas pembahasan isu-isu baru dalam diskusi mengenai perdagangan dan investasi. Khususnya, bila berkaitan dengan upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta kemampuan berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi," ujar Reza.
"Walau demikian, Indonesia tetap menekankan perlunya mempertimbangkan tujuan dan kapasitas masing-masing unit Ekonomi APEC secara berimbang. Oleh karena itu, upaya APEC dapat diarahkan pada kerja sama teknis, peningkatan kapasitas, dan transfer pengetahuan untuk memastikan kebermanfaatan forum ini bagi semua anggotanya," lanjutnya.
Pada agenda laporan convenor sub-fora di bawah Komite Perdagangan dan Investasi APEC, Anggota APEC mengapresiasi hasil implementasi inisiatif Indonesia mengenai strategi promosi utilisasi APEC Trade Repository (APECTR) pada pertemuan Kelompok Akses Perdagangan APEC.
Reza berharap, hasil studi dan materi promosi berupa infografis dan videografis yang telah disusun Indonesia dapat dimanfaatkan Ekonomi APEC melalui platform media yang digunakan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas cakupan dan meningkatkan utilisasi APECTR sebagai salah satu fasilitasi perdagangan yang dimiliki oleh APEC saat ini.
Baca juga: Menko Airlangga: APEC dapat jadi solusi dari krisis ekonomi global
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023