PT Jasamarga Semarang Batang menyebut, keberadaan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) akan memacu peningkatan trafik kendaraan yang melintas di ruas tol sepanjang 75 kilometer tersebut.Saat ini (KITB, red.) memang belum dioperasikan ya. Tapi, ke depan prospeknya cukup bagus,
"Saat ini (KITB, red.) memang belum dioperasikan ya. Tapi, ke depan prospeknya cukup bagus," kata Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang Nasrullah di Semarang, Selasa.
Sejauh ini, lahan di KITB yang terjual sudah 450 hektare, dan ke depan diprediksi luas industrinya akan semakin besar sehingga meningkatkan laju pertumbuhan bisnis di kawasan itu.
"Ke depan, bakal lebih luas lagi arealnya. Jadi, memberikan bangkitan trafik untuk ruas tol Semarang Batang," katanya.
Baca juga: Jasamarga Semarang Batang: Porsi UMKM di "rest area" 50-70 persen
Gerbang tol (GT) yang menuju ke KITB juga sudah ada, yakni GT Gringsing, tetapi sampai saat ini memang belum dibuka untuk umum, termasuk pada Lebaran tahun ini.
Sebagai gambaran, lalu lintas harian rata-rata (LHR) di ruas Tol Semarang-Batang saat ini dalam kondisi normal tercatat 29.000 kendaraan.
"Jadi, normalnya LHR 29.000 unit kendaraan per hari di ruas tol Semarang-Batang," jelasnya.
Nasrullah menjelaskan keberadaan industri dan pertumbuhan ekonomi di Semarang, Batang, dan sekitarnya saling memengaruhi terhadap trafik kendaraan yang melintas di ruas tol.
"KITB, kemudian banyak perkembangan juga, perkembangan ekonomi di Semarang. Intinya, sebenarnya dengan jalur tol Trans Jawa meningkatkan perekonomian. Pasti di kiri-kanannya tumbuh," katanya.
Bukan hanya di ruas tol Semarang-Batang, kata dia, ruas-ruas tol yang terkoneksi pasti juga akan merasakan pertumbuhan yang sama, termasuk ekonomi.
"Perekonomian yang tumbuh di setiap ruas tol, membangkitkan yang lain, KITB salah satunya," kata Nasrullah.
Baca juga: Jasamarga Semarang Batang siapkan enam pengisian e-Toll untuk pemudik
Pengembangan KITB di wilayah Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sudah dilakukan sejak 2020, dimulai dengan pengembangan pertama di 450 hektare dari luas lahan 4.300 milik PT Perkebunan Nusantara IX.
Sudah ada 10 perusahaan berinvestasi yang masih dalam proses konstruksi, baik pabrik baterai listrik, pabrik kaca, pabrik alat kesehatan, sampai pabrik pipa.
Proyek pengembangan KITB atau Grand Batang City ini dikelola oleh PT Kawasan Industri Terpadu Batang yang tergabung dalam konsorsium antara PT Pembangunan Perumahan (Persero) yang bergerak di bidang jasa konstruksi, real estat (developer), properti, dan investasi di bidang infrastruktur dan energi, bersama dengan perusahaan BUMN, serta lembaga pemerintahan.
Pembangunan KITB dibagi menjadi 3 klaster, yaitu klaster pertama seluas 3.100 ha yang disiapkan untuk proyek industri, klaster kedua 800 ha untuk inovasi, dan ketiga seluas 400 ha klaster residensial.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023