Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengatakan upaya pencegahan stunting perlu dioptimalkan saat masa kehamilan.
"Hal ini untuk mencegah bayi lahir dengan kondisi sudah stunting," kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Bahkan, kata Agus, intervensi pencegahan stunting perlu dilakukan saat masa kehamilan guna memastikan ibu hamil tidak mengalami kondisi kekurangan gizi dan tidak mengalami anemia selama kehamilan.
Agus yang pernah menjabat Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK itu menambahkan, intervensi pada masa kehamilan menjadi salah satu fokus pemerintah.
"Bahkan, pemerintah juga menggencarkan intervensi pencegahan stunting pada remaja putri, guna memastikan remaja putri yang nantinya akan menikah dan menjadi calon ibu dapat memiliki kondisi kesehatan yang baik dan tidak mengalami anemia," katanya.
Menurut Agus, masalah anemia menjadi perhatian khusus dalam program pencegahan dan penanganan stunting karena remaja putri yang mengalami anemia berpotensi menderita anemia saat masa kehamilan.
Baca juga: Ahli: Gerakan penimbangan efektif untuk deteksi dini stunting
"Kemenko PMK mengingatkan bahwa mengoreksi anemia pada calon pengantin mendukung upaya pencegahan stunting, karena jika calon pengantin perempuan menderita anemia maka berpeluang menderita anemia saat hamil sehingga berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah dan meningkatkan risiko melahirkan bayi stunting," katanya.
Agus mengatakan, pemerintah terus menggencarkan intervensi spesifik untuk mempercepat pencapaian target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
"Kemenko PMK terus mengingatkan bahwa upaya mempercepat pencapaian target penurunan angka stunting ini penting untuk mewujudkan generasi berkualitas, untuk mendukung pembangunan SDM di tanah air secara berkelanjutan," katanya.
Kemenko PMK bersama Kementerian Kesehatan dan instansi terkait lainnya terus berupaya mengintensifkan gerakan pemenuhan gizi keluarga terutama yang kaya protein hewani.
"Aksi bergizi menjadi salah satu program prioritas, program ini bertujuan untuk mengingatkan dan mengedukasi masyarakat mengenai sederet manfaat baik gizi seimbang yang kaya akan protein hewani untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak," katanya.
Selain anak, ibu hamil juga menjadi sasaran utama untuk program pemenuhan gizi seimbang yang kaya akan protein hewani.
Baca juga: Menkes: Timbang balita sebulan sekali, guna deteksi dini stunting
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023