Studi lebih lanjut terkait produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin penting untuk terus dilakukan.
Akademisi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Amaliya mengatakan studi harus fokus pada penyelidikan hasil jangka panjang, keamanan, dan efektivitas produk tembakau alternatif sebagai salah satu pilihan untuk mengurangi kebiasaan merokok.
"Hasil kajian ilmiah tersebut juga dapat dijadikan landasan untuk pemanfaatan produk tembakau alternatif sebagai salah satu opsi untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia," katanya dalam keterangannya pada Rabu.
Berdasarkan sejumlah kajian, kata Amaliya, produk tembakau alternatif memiliki peran potensial dalam membantu pengurangan risiko dari kebiasaan merokok.
Hal ini berdasarkan kajian ilmiah seperti "Effectiveness and Safety Profile of Alternative Tobacco and Nicotine Products for Smoking Reduction and Cessation: A Systematic Review" yang terbit pada 2021 dan "Cochrane Review Electronic Cigarettes for Smoking Cessation" yang juga dipublikasi pada 2021.
Amaliya melanjutkan produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok karena tidak melalui proses pembakaran, melainkan pemanasan. Oleh karena itu, produk ini dapat mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
Bukti ini berdasarkan kajian ilmiah yang dilakukan Public Health England, atau lembaga yang saat ini bernama UK Health Security Agency, pada tahun 2018 yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018”.
"Produk tembakau alternatif mengeliminasi proses pembakaran, sehingga yang dihasilkan adalah uap, bukan asap. Karena tidak ada asap yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya, maka produk ini memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok," kata Amaliya.
Dengan hasil profil risiko tersebut, Amaliya juga mendukung dilakukannya kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif yang melibatkan semua pemangku kepentingan atau pihak yang terkait, mulai dari pemerintah, akademisi, asosiasi, hingga konsumen untuk memperoleh informasi mengenai produk tersebut secara komprehensif.
"Kajian secara komprehensif yang dapat dilakukan terdiri dari balancing potential risk and benefit atau mempertimbangkan risiko dan manfaat meliputi risk assessment, population impact assessment, non-clinical studies, clinical studies hingga systematic review untuk mendukung penyusunan regulasi produk tembakau alternatif yang berdasarkan scientific evidence based."
Systematic review atau kajian sistematik perlu dilakukan guna meringkas bukti-bukti ilmiah mengenai produk tembakau alternatif dan standar tertinggi dalam penelitian, kata dia.
Systematic review atau kajian sistematik perlu dilakukan guna meringkas bukti-bukti ilmiah mengenai produk tembakau alternatif dan standar tertinggi dalam penelitian, kata dia.
Hasil kajian ilmiah juga bermanfaat bagi konsumen sebagai sumber informasi akurat terhadap profil risiko produk tembakau alternatif.
Sedangkan bagi industri, hasil kajian ilmiah dapat menjadi referensi untuk standar mutu, keamanan produk, mendorong pengembangan produk yang lebih tepat sasaran.
Baca juga: Vape punya profil risiko rendah dibanding rokok konvensional
Baca juga: Akademisi jelaskan perbedaan nikotin dan TAR pada rokok
Baca juga: Asosiasi konsumen dorong akses kajian ilmiah tembakau alternatif
Baca juga: Akademisi jelaskan perbedaan nikotin dan TAR pada rokok
Baca juga: Asosiasi konsumen dorong akses kajian ilmiah tembakau alternatif
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023