Indonesia terima keketuaan MIKTA dari Turki

2 Maret 2023 21:18 WIB
Indonesia terima keketuaan MIKTA dari Turki
(Dari kiri ke kanan) Kelima anggota MIKTA yang diwakili Menlu Meksiko Marcelo Ebrard, Menlu Indonesia Retno Marsudi, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, Menlu Australia Penny Wong, dan Wakil Menlu Kedua Korea Selatan Lee Do-hoon bertemu di New Delhi, India, pada Kamis (2/3/2023). (ANTARA/HO-Kemlu RI)

Indonesia menerima estafet keketuaan MIKTA dari Turki dalam pertemuan forum konsultatif lima negara tersebut di New Delhi, India, pada Kamis.

“Dengan serah terima tersebut, maka Indonesia akan menjadi ketua MIKTA hingga satu tahun ke depan,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya.

Beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia, MIKTA dibentuk pada 2013 untuk memperkuat kerja sama di antara kelima negara itu untuk berkontribusi dalam menjawab berbagai masalah global.

Dalam sambutannya pada acara serah terima, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan tiga prioritas keketuaan Indonesia.

Prioritas pertama adalah penguatan multilateralisme yang sedang berada di bawah tekanan.

Oleh karena itu, MIKTA harus menjadi yang terdepan dalam menjaga multilateralisme guna mendorong keamanan, stabilitas, dan kemakmuran bersama, kata Retno.

“Indonesia percaya bahwa multilateralisme merupakan cara terbaik untuk memastikan semua negara berdiri sama tinggi dan mencegah kesewenang-wenangan pihak yang berkuasa,” kata dia.

Prioritas kedua adalah pemulihan yang inklusif, mengingat negara berkembang terus menghadapi prospek yang suram karena berbagai tantangan global.

Menurut Retno, jika kondisi ini terus berlanjut, dunia tidak akan bisa benar-benar pulih. Oleh karena itu, MIKTA harus mengoordinasikan aksi untuk mewujudkan pemulihan global yang kuat dan inklusif.

“Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tetap menjadi agenda inti MIKTA yang diperkuat dengan dialog inklusif bersama mitra-mitra eksternal,” ujar dia.

Prioritas ketiga adalah transformasi digital, yang dianggap sebagai masa depan ekonomi MIKTA.

Retno menjelaskan bahwa digitalisasi menciptakan peluang besar, tetapi sekaligus tantangan-tantangan, seperti misinformasi dan disinformasi.

“Oleh karena itu, tahun ini MIKTA harus mengintensifkan upaya-upaya untuk membangun norma, berbagi best practices, dan menggalang respons kolektif,” kata Retno.

Keketuaan Indonesia di MIKTA juga bersamaan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN.

Retno menyampaikan harapan Indonesia agar MIKTA dan ASEAN dapat menjadi jembatan dan kekuatan positif di kancah politik global.

Pertemuan MIKTA kali ini dilakukan di sela-sela rangkaian penyelenggaraan pertemuan menlu G20 di New Delhi, India, dan menghasilkan komunike bersama.​

Baca juga: Menlu RI singgung nasib warga Rohingya dalam pertemuan MIKTA
Baca juga: Menlu RI bahas pupuk dan persiapan KTT G20 di pertemuan MIKTA

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023