"Untuk bisa sakit jantung itu nggak mudah. Nggak serta merta. Kita ambil contoh yang paling populer itu sakit jantung koroner. Biasanya kan terjadi pada kakek-kakek ya usia 70 tahun. Sekarang 30 tahunan bisa sudah serangan jantung," jelas Aditya saat dijumpai di Gedung Dr R Soeharto, Jakarta Pusat, Kamis (2/3).
"Kenapa? Satu ya karena lifestyle. Serangan jantung nggak bisa tiba-tiba sehat terus kena serangan jantung. Itu nggak mungkin. Harus ada faktor risikonya," imbuhnya.
Baca juga: Studi klaim jalan kaki 11 menit bisa cegah kematian dini
Lebih dalam, Aditya juga menyampaikan bahwa terdapat 5 faktor risiko dari penyakit jantung yakni diabetes, hipertensi, kolesterol, riwayat keluarga dan merokok. Salah satu faktor risiko yang menyebabkan anak-anak muda sudah mengalami penyakit jantung adalah gaya hidup yang mulai merokok sejak usia sekolah.
"Sekarang anak-anak SMP sudah merokok. Anak SMA sudah merokok. Mereka juga nggak mikir. Merokoknya sampai dua bungkus, tiga bungkus. Bayangin coba. Jadi lifestyle ini yang menjadikan kenapa yang muda sudah terkena jantung," paparnya.
Selain itu, kini teknologi di dunia kesehatan pun sudah semakin canggih. Oleh sebab itu, Aditya mengatakan lebih mudah untuk mendeteksi para generasi muda yang mengalami penyakit jantung. Sebenarnya sejak dahulu pun, sudah terdapat beberapa kasus anak muda meninggal karena serangan jantung.
Baca juga: Cermati gejala penyakit jantung bawaan pada anak
"Zaman dulu deteksi serangan jantung belum secanggih sekarang. Zaman dulu kalau ada anak muda sakit terus meninggal tiba-tiba dibilangnya angin duduk, kesambet dan lain-lain. Sekarang teknologi semakin canggih. Apalagi di bidang kardiovaskular. Deteksinya makin oke," terangnya.
Dengan demikian, Aditya pun mengimbau agar masyarakat terutama generasi muda mengubah gaya hidupnya. Dia pun menyarankan agar menghindari rokok dan mulai menerapkan pola makan serta hidup yang sehat.
Baca juga: Anak terindikasi kelainan jantung perlu segera dilakukan tindakan
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023