"Jembatan Takari yang menghubungkan Bokong Lelogama-Takari putus, karena sebagian bangunan jembatan runtuh akibat diterjang air banjir dari Sungai Bokong," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang Elfred V Saneh di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan jembatan di Takari rusak akibat dihantam banjir sekitar pukul 06.40 wita saat sungai Bokong meluap hingga merendam puluhan rumah warga di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
Baca juga: BPBD sebut akses antarkecamatan di Pulau Adonara putus akibat banjir
Dikatakannya selama dua hari terakhir wilayah Amfoang terus diguyur hujan lebat yang menyebabkan sungai Bokong meluap hingga merendam rumah warga di Kecamatan Takari.
Menurut dia, setelah jembatan Bokong Lelogama-Takari rusak diterjang banjir, akses transportasi darat yang menghubungkan wilayah Bokong Lelogama-Takari menjadi putus total.
Dia mengatakan akses kendaraan roda dua menuju wilayah itu tidak bisa melintasi jembatan Takari, karena kondisi bangunan jembatan rusak berat akibat tergerus air banjir.
"Kerusakan sudah dua kali terjadi setelah Januari lalu juga mengalami kerusakan di lokasi yang sama. Setelah pemerintah Kabupaten Kupang melakukan perbaikan, sehingga akses kendaraan menuju sejumlah wilayah di Amfoang Tengah bisa dilintasi kendaraan," kata Elfrid V Saneh.
Baca juga: Jembatan Kapsali Kabupaten Kupang putus akibat banjir
Baca juga: Kodam IX/Udayana fokus tangani jembatan putus akibat banjir di NTT-NTB
Menurut dia, kerusakan jembatan di Takari masih bisa diperbaiki, sehingga diharapkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kupang bisa segera memperbaiki jembatan agar akses transportasi Bokong Lelogama-Takari bisa kembali normal.
Sementara itu, jembatan Termanu yang terletak di Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya yang menghubungkan sejumlah wilayah di Amfoang juga putus pada bagian bangunan jembatan akibat diterjang banjir sungai Termanu.
"Khusus untuk jembatan Termanu sudah tidak bisa dilintasi kendaraan umum, karena rusak berat.Jembatan dalam kondisi patah," kata Elfri V Sane
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023