Dalam pernyataan bersama, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Polandia, dan Spanyol juga mengecam serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Palestina baru-baru ini, yang menewaskan sejumlah warga Israel.
"Kami mendesak pemerintah Israel agar membatalkan keputusannya membangun lebih dari 7.000 unit permukiman baru di wilayah pendudukan Tepi Barat dan melegalkan pos-pos terdepan," kata keenam negara.
Pada Jumat, utusan Uni Eropa untuk Palestina menyerukan agar pelaku kisruh yang dilakukan para pemukim Israel agar dimintai pertanggungjawaban dan diadili.
Baca juga: Tentara Israel tembak mati remaja Palestina di Tepi Barat
Amuk masa Israel ini merenggut nyawa seorang warga Palestina dan membuat puluhan rumah, toko, serta mobil terbakar.
Ketegangan antara Palestina dan Israel terus meningkat meskipun para petinggi kedua belah pihak melakukan pembicaraan damai di Aqaba, Yordania, pada 26 Februari dan sepakat menghentikan kekerasan di wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat.
Dalam pertemuan yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Yordania itu, Israel berkomitmen menghentikan diskusi tentang unit permukiman baru selama empat bulan dan melegalkan pos-pos terdepan selama enam bulan.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah komitmen tersebut dan menyatakan pembangunan permukiman di Tepi Barat akan terus berlanjut sesuai rencana.
“Pembangunan dan rencana di Yudea dan Samaria (sebutan Yahudi untuk Tepi Barat) akan berlanjut sesuai dengan rencana awal dan tanpa perubahan. Tidak ada dan tidak akan ada penghentian,” kata Netanyahu dalam akun Twitter miliknya pada 27 Februari.
Baca juga: Demonstran Israel blokade jalan, protes amandemen sistem peradilan
Sumber: Reuters
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023