"Ini saya dibeliin tadi sama saudara di minimarket. Enggak bawa susu, mau pulang kan tidak dibolehin," kata Ratih (36), salah satu pengungsi yang memiliki balita berusia 9 bulan saat ditemui di RPTRA Rasela, Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Minggu.
Ratih melihat ada kardus bertuliskan susu balita yang ditempatkan di posko, namun susu tersebut belum dibagikan ke korban.
Walau rumahnya tidak dilalap api saat kebakaran terjadi, ia mengaku tidak diperbolehkan pulang karena kawasan tersebut sudah dijaga oleh polisi.
Padahal, ia ingin mengambil stok susu yang masih ada di rumahnya untuk sang anak.
Baca juga: Menko PMK sambangi posko penyembuhan trauma korban kebakaran Plumpang
Baca juga: Anak-anak korban kebakaran Depo Pertamina butuhkan seragam sekolah
Senada dengan itu, Redina juga lebih banyak memberikan asupan makanan agar anaknya yang berusia 1 tahun tidak kelaparan.
"Ya disuapi aja sama nasi sama ayam dan kuah mi instan. Susunya belum dikasih-kasih, tadi saya lihat sih ada kardusnya, cuma belum dibagikan," katanya.
Pengelola RPTRA Rasela, Andi Tendru
mengatakan, selain susu, pihaknya juga belum menerima obat-obatan.
"Kekurangan logistik ini obat-obatan ya, kami belum terima dari kemarin. Hanya seperti minyak kayu putih aja, namun obat seperti sakit kepala belum ada," katanya.
Andi mengaku belum diberikannya bantuan obat-obatan karena letak RPTRA Rasela, salah satu posko pengungsian kebakaran, berdekatan dengan Puskesmas Kelurahan Rawabadak Selatan.
Hingga Minggu, Posko RPTRA Rasela mencatat jumlah pengungsi mencapai 300 orang, antara lain terdiri dari 131 dewasa, 65 anak-anak, 46 orang lansia, 32 balita dan sisanya ibu hamil, serta disabilitas.
Senada dengan itu, Redina juga lebih banyak memberikan asupan makanan agar anaknya yang berusia 1 tahun tidak kelaparan.
"Ya disuapi aja sama nasi sama ayam dan kuah mi instan. Susunya belum dikasih-kasih, tadi saya lihat sih ada kardusnya, cuma belum dibagikan," katanya.
Pengelola RPTRA Rasela, Andi Tendru
mengatakan, selain susu, pihaknya juga belum menerima obat-obatan.
"Kekurangan logistik ini obat-obatan ya, kami belum terima dari kemarin. Hanya seperti minyak kayu putih aja, namun obat seperti sakit kepala belum ada," katanya.
Andi mengaku belum diberikannya bantuan obat-obatan karena letak RPTRA Rasela, salah satu posko pengungsian kebakaran, berdekatan dengan Puskesmas Kelurahan Rawabadak Selatan.
Hingga Minggu, Posko RPTRA Rasela mencatat jumlah pengungsi mencapai 300 orang, antara lain terdiri dari 131 dewasa, 65 anak-anak, 46 orang lansia, 32 balita dan sisanya ibu hamil, serta disabilitas.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023