Kebakaran melanda Camp 11 di Cox's Bazar, sebuah distrik perbatasan yang menampung lebih dari satu juta pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari penumpasan militer di Myanmar pada 2017.
Tidak ada korban jiwa, dan seorang petugas polisi mengatakan penyebab kebakaran itu tidak jelas, tetapi kemungkinan karena tabung gas yang digunakan untuk memasak.
Api menyebar dengan cepat karena sebagian besar gubuk penampungan terbuat dari bambu dan terpal.
Batalyon Polisi Bersenjata, pasukan yang bertugas menjaga hukum dan ketertiban di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hampir 2.000 tenda hancur dan 12.000 pengungsi Rohingya kehilangan tempat tinggal.
“Warga Rohingya akan dipindahkan ke berbagai pusat pembelajaran berbasis kamp dan tempat penampungan lainnya di bawah pengawasan kantor Komisi Bantuan dan Repatriasi Pengungsi, dan lembaga donor termasuk UNHCR dan Program Pangan Dunia akan memberi mereka makanan dan dukungan lainnya,” kata Batalyon Polisi Bersenjata.
UNHCR di Bangladesh mengatakan relawan Rohingya dilatih tentang pemadaman kebakaran, dan dinas pemadam kebakaran setempat telah mengendalikan api.
Kebakaran serupa terjadi di kamp tersebut pada Januari 2022 dan Maret 2021.Sementara kebakaran tahun lalu hanya merusak gubuk penampungan, dan kebakaran pada 2021 menewaskan 15 anggota masyarakat dan menghancurkan lebih dari 10.000 permukiman.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pengungsi kabur bertambah, UNHCR diminta serius tangani etnis Rohingya
Baca juga: Bangladesh selidiki kebakaran maut kamp Rohingya
Baca juga: Presiden Jokowi ke Cox`s Bazar tinjau penanganan pengungsi Rohingya
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023