Pendiri sekaligus pemimpin pasukan tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, pada Senin kembali menyerang pimpinan militer Rusia dengan kali ini menyatakan anak buahnya dihalangi masuk ke markas besar "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina.
Sehari sebelumnya dan beberapa hari lalu, Prigozhin juga menyerang pimpinan angkatan bersenjata karena tak menyalurkan amunisi tempur kepada pasukannya.
Prigozhin sebelumnya mengatakan pasukannya yang sedang berjuang merebut kota Bakhmut di Ukraina timur tengah kekurangan amunisi.
Jika pasukannya terpaksa mundur (karena kekurangan pasokan amunisi), maka garis depan medan perang akan runtuh, sambung dia.
Prigozhin mengaku sudah menyurati pimpinan militer bahwa pasukannya sangat membutuhkan pasokan amunisi.
"Pada 6 Maret pukul 8 pagi, kartu akses perwakilan saya di markas besar ditarik sehingga aksesnya ke markas besar ditolak," kata Prigozhin.
"Kami masih terus memukul pasukan Ukraina di Bakhmut," kata dia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Grup Wagner ingatkan garis depan akan runtuh jika mundur dari Bakhmut
Baca juga: Bos Wagner Group tuding pemimpin militer Rusia berkhianat
Baca juga: Menlu Rusia: Mali minta bantuan ke perusahaan militer milik swasta
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023