• Beranda
  • Berita
  • Dolar AS melemah di awal sesi Asia jelang kesaksian Powell

Dolar AS melemah di awal sesi Asia jelang kesaksian Powell

7 Maret 2023 09:03 WIB
Dolar AS melemah di awal sesi Asia jelang kesaksian Powell
Ilustrasi - Emas batangan pada uang kertas 100 dolar AS. ANTARA/Shutterstock/pri.
Dolar melemah di awal sesi Asia pada Selasa pagi, menjelang kesaksian oleh ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan menjadi fokus investor untuk petunjuk arah yang kemungkinan akan diambil bank sentral AS dalam mengatasi inflasi yang kuat.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utamanya, diperdagangkan 0,067 persen lebih tinggi pada 104,31, setelah tergelincir 0,26 persen semalam. Indeks turun 0,6 persen untuk bulan ini menyusul kenaikan 2,6 persen pada Februari.

Dolar Australia naik 0,01 persen terhadap dolar AS pada 0,673 dolar AS menjelang keputusan kebijakan bank sentral Australia (RBA) di kemudian hari di mana kenaikan suku bunga seperempat poin persentase diperkirakan secara luas.

Euro 0,03 persen lebih rendah pada 1,0675 dolar, setelah naik hampir 0,5 persen semalam. Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,2025 dolar, naik 0,03 persen, sedangkan kiwi melemah 0,08 persen menjadi 0,619 dolar AS.

Yen Jepang melemah 0,15 persen menjadi 136,14 per dolar menjelang pertemuan kebijakan terakhir Gubernur bank sentral Jepang Haruhiko Kuroda pada Kamis (9/3/2023) dan Jumat (10/3/2023).

Kesaksian Powell di depan Kongres pada Selasa dan Rabu (8/3/2023) sebagian besar akan menentukan pergerakan pasar mata uang minggu ini, dengan laporan pekerjaan Februari yang akan dirilis pada Jumat (10/3/2023) juga sangat ditunggu.

Kevin Cummins, kepala ekonom di NatWest Markets, mengatakan Powell kemungkinan akan mengungkapkan kekhawatiran yang meningkat seputar inflasi tetapi mungkin akan berhenti meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan 50 basis poin pada 22 Maret.

Setelah memberikan kenaikan jumbo tahun lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada dua pertemuan terakhirnya, tetapi data ekonomi yang tangguh sepanjang Februari memicu kekhawatiran bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga besar-besaran.

"Kami menduga dia (Powell) akan terdengar tidak berkomitmen untuk saat ini dan mengambil isyarat dari data penting yang akan datang," kata Cummins, yang memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan probabilitas 76 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Maret.

Mereka juga memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya di 5,48 persen pada September dan masih di atas 5,0 persen di akhir tahun.

"Yang menjadi jelas bagi pasar keuangan adalah bahwa inflasi terbukti jauh lebih sulit daripada yang dirasakan kebanyakan orang pada awal tahun," kata ekonom ING. "Kembali ke disinflasi dan narasi dolar yang lebih lemah harus menunggu."


Baca juga: CME Group akan luncurkan opsi renminbi luar negeri 3 April
Baca juga: Dolar melemah, kesaksian Powell dan data pekerjaan jadi fokus
Baca juga: Dolar AS tergelincir di sesi Asia, investor tunggu kesaksian Powell

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023