“Iya, memang kemungkinan itu ada,” kata Mardiono kepada wartawan ketika dihubungi di Jakarta, Selasa.
Mardiono pun mengatakan dalam waktu dekat PPP rencananya akan bersilaturahmi dengan PDIP. Ia menyebut bahwa silaturahmi tersebut merupakan pertemuan politik biasa dalam rangka menjaga demokrasi berjalan baik.
“Entah dengan Bu Mega, Mbak Puan, atau Pak Sekjen mungkin. Ya, silaturahmi politik biasa,” ujarnya.
Baca juga: Mardiono: PPP siap hadapi Pemilu 2024
Dia menyebut rencana pertemuan dengan PDIP tersebut kemungkinan baru akan dilakukan pada pekan depan selepas tanggal 15 Maret.
“Mungkin setelah tanggal 15-an baru akan minta waktu ke PDIP untuk berkunjung,” imbuhnya.
Namun silaturahmi dengan PDIP tersebut, kata dia, kemungkinan baru akan dilakukan setelah PPP bersilaturahmi dengan Partai Bulan Bintang (PBB) terlebih dahulu.
“Mungkin waktu dekat ini ada kita bertemu kunjungan antarparpol tapi mungkin ke PBB, dengan Pak Yusril. Saya kabari, dalam waktu dekat ini,” katanya pula.
Ketika ditanyakan terkait pembahasan peluang koalisi dalam pertemuan dengan PDIP, Mardiono pun tidak menampiknya.
“Ya, tentu peluang-peluang membahas soal perpolitikan nasional kita,” ucapnya.
Menurut dia, dorongan berkoalisi tersebut sebagai upaya membangun kekuatan politik yang lebih besar dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2024, di mana diketahui PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang memiliki tiket tunggal untuk bisa mencalonkan capres-cawapres.
"Tentu upaya-upaya untuk mengajak berkoalisi, apalagi ini PPP termasuk yang kecil, jumlahnya 4,5 persen. Tentu berusaha mengajak koalisi dengan partai-partai yang lain, itu bagian dari upaya politik yang dilakukan parpol," jelasnya.
Meski demikian, Mardiono menyebut bahwa PPP belum tentu keluar dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sebaliknya, ia justru membuka kemungkinan bagi PDIP untuk bergabung dengan PPP bersama PAN, dan Partai Golkar.
"Kan, tidak harus keluar (PPP). Ya, mungkin-mungkin saja kalau koalisi misalnya, KIB kemudian koalisi dengan PDIP mungkin-mungkin saja. Itu juga hal yang positif, artinya parpol-parpol yang besar gabung jadi satu," kata Mardiono.
Mardiono pun mengaku sejauh ini hubungan PPP dengan PDIP terjalin dengan baik, terlebih kedua partai tersebut merupakan sama-sama partai di koalisi Pemerintah Joko Widodo.
“Selama ini baik, komunikasi juga baik. Kami tidak pernah ada persoalan dalam tanda kutip misalnya ada perbedaan-perbedaan yang mendasar, apakah bentuknya itu berseberangan, kami tidak ada. Baik-baik. Kalau toh sesekali kita berbeda pandangan itu biasa dalam politik ya, misal di parlemen atau apa,” tambahnya.
Mardiono juga mengatakan bahwa Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy telah bertemu terlebih dahulu dengan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
"Oh biasa aja, Mas Romy dulu juga Ketum, kantornya bersebelahan. Jadi kemarin itu mampir ke Mas Hasto. Pertemuan biasa aja enggak ada yang gimana-gimana," jelasnya.
Sebelumnya, Senin (6/3), Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membenarkan ada pertemuan dengan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy, Rabu (1/3).
"Kita kan saling bertemu dengan PPP, apalagi kami tetangga. Tinggal ketik pintu tetangga, kami bertemu," kata Hasto dalam keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: PPP bahas isu global dan pemilu dengan Dubes AS
Baca juga: Utusan Presiden: Kerja sama pangan strategis jaga ketahanan kawasan
Baca juga: Plt Ketum PPP ingatkan santri untuk belajar tekun
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023