Secara overall, kami melihat 2023 akan positif. Faktor pendorong ekonominya juga cukup baik, meskipun kalau kita lihat saat ini harga beberapa komoditas menurun, tapi overall kami melihat masih positif,
PT Sedaya Multi Investama atau Astra Financial menargetkan pertumbuhan laba bersih sekitar 10 persen sampai 15 persen secara tahunan pada 2023.
“Secara overall, kami melihat 2023 akan positif. Faktor pendorong ekonominya juga cukup baik, meskipun kalau kita lihat saat ini harga beberapa komoditas menurun, tapi overall kami melihat masih positif,” kata Direktur PT Sedaya Multi Investama atau Astra Financial Handoko Liem dalam Bincang-Bincang Astra Financial di Jakarta, Rabu.
Pada 2022, Astra Finansial sebagai divisi keuangan PT Astra Internasional Tbk (Astra) membukukan peningkatan laba 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp6 triliun.
Baca juga: SATU Indonesia Awards berikan apresiasi program berkelanjutan pemuda
Per akhir 2022, Astra Financial memiliki aset sebesar Rp166 triliun dengan 910 jaringan yang didukung oleh 34.000 karyawan di seluruh Indonesia, serta melayani lebih dari 25 juta konsumen.
“Peningkatan kinerja tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi COVID-19 dan pertumbuhan sektor ritel, khususnya pada bisnis pembiayaan konsumen,” ucapnya.
Perusahaan pembiayaan konsumen, pembiayaan alat berat, serta layanan asuransi umum dan asuransi jiwa dari Astra Financial menjadi unit bisnis yang memiliki peningkatan performa signifikan pada 2022.
Kontribusi perusahaan pembiayaan konsumen di bawah Astra Financial yakni FIF Group, Astra Kredit Companies (ACC), dan TAF (Toyota Astra Finansial Services) meningkat hingga 21 persen menjadi Rp101,7 triliun.
Baca juga: Astra raih laba bersih Rp28,9 triliun pada 2022, naik 43,3 persen
Kontribusi laba bersih perusahaan pembiayaan alat berat yakni PT Komatsu Astra Finance (KAF) dan PT Surya Arta Nusantara Finance (SANF) terhadap Astra Finansial juga meningkat 37 persen menjadi Rp102 miliar.
Sementara itu, perusahaan asuransi umum Grup, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 12 persen menjadi Rp1,2 triliun, terutama disebabkan pendapatan underwriting dan hasil investasi yang lebih tinggi.
“Perusahaan asuransi jiwa, mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 5 persen menjadi Rp6,0 triliun,” katanya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023