• Beranda
  • Berita
  • BMKG prakirakan wilayah Jateng masuki masa pancaroba

BMKG prakirakan wilayah Jateng masuki masa pancaroba

10 Maret 2023 10:09 WIB
BMKG prakirakan wilayah Jateng masuki masa pancaroba
Seorang petani menggarap lahan pertanian padi saat cuaca mendung pekat di Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (1/3/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sejumlah wilayah Indonesia mengalami hujan ringan hingga lebat pada Rabu (1/3/2023). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho./foc.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memrakirakan wilayah Jawa Tengah khususnya bagian selatan telah memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim hujan menuju kemarau.

"Perkembangan cuaca saat ini masih ada hujan tetapi tidak merata, lebih sering terjadi pada sore hingga malam hari dan kadang disertai petir," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.

Menurut dia, suhu udara saat ini berkisar 23-32 derajat Celcius dan suhu maksimum biasanya akan berangsur naik seiring dengan masuk ke masa pancaroba.

Selain itu, kata dia, pola angin saat sekarang bergerak dari arah tenggara hingga barat dengan kecepatan berkisar 5-40 kilometer per jam, sedangkan kelembapan udara berkisar 63-96 persen.

Baca juga: BMKG: Laut selatan Jabar-DIY segera masuki masa pancaroba

Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi masih berpotensi di laut Selatan Jabar-DIY


"Ke depan untuk wilayah Cilacap masih berpotensi hujan ringan hingga sedang terutama sore-malam hari, sedangkan wilayah Banyumas cenderung siang-sore hari," jelasnya.

Terkait dengan datangnya masa pancaroba, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi angin puting beliung berupa hujan lebat yang terjadi secara tiba-tiba dengan disertai angin kencang yang berlangsung singkat dan kadang disertai petir.

Menurut dia, angin puting beliung yang berpotensi terjadi pada masa pancaroba biasanya ditandai dengan kondisi cuaca pada pagi hari terlihat cerah dan suhu udara terasa panas terik.

Akan tetapi menjelang siang, kata dia, cuaca mulai terlihat mendung seiring dengan munculnya awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis) dan disusul dengan kemunculan awan Cumulonimbus (CB) yang berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

"Awan CB itulah yang dapat memicu terjadinya angin puting beliung," katanya.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta saat sekarang juga memasuki masa transisi dari musim angin baratan menuju musim angin timuran.

Dengan demikian, kata dia, tinggi gelombang relatif sedang (1,25-2,5 meter) yang sering terjadi di laut selatan Jabar-DIY. 

Baca juga: 118 bangunan rusak akibat puting beliung di Cilacap

Baca juga: BMKG prakirakan hujan masih berpotensi di Jateng selatan hingga Maret

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023