Di tempat yang lain saya belum menemukan. Yang saya ketahui di Rancaupas, di Danau Ciharus juga kayanya masih ada gitu
Pakar Taksonomi Tumbuhan Universitas Padjadjaran (Unpad) Joko Kusmoro mengatakan jenis Bunga Rawa yang rusak di kawasan wisata Rancaupas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, klasifikasinya sangat langka.
Joko mengatakan tumbuhan yang memiliki nama latin Ericaulon Brownianum Mart itu hanya tumbuh di dua tempat di Indonesia. Selain di kawasan rawa Rancaupas, bunga itu juga tumbuh di kawasan Danau Ciharus, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Di tempat yang lain saya belum menemukan. Yang saya ketahui di Rancaupas, di Danau Ciharus juga kayanya masih ada gitu," kata Joko di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, Bunga Rawa itu merupakan tumbuhan herbal yang hidup sepanjang tahun. Sepintas, kata dia, tumbuhan itu terlihat seperti rumput, tetapi terdapat bunga berwarna putih di ujung atasnya.
Bunga Rawa juga berbeda dengan Bunga Edelweiss (Anaphalis Javanica).
Adapun habitat Bunga Rawa, lanjut dia, berada di daerah rawa atau tepi danau di dataran yang memiliki ketinggian 1.600 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca juga: Bupati Bandung kecam adanya kegiatan di Rancaupas merusak lingkungan
Baca juga: Bupati Bandung kecam adanya kegiatan di Rancaupas merusak lingkungan
"Bunga Rawa sering juga disebut bunga abadi tapi berbeda dengan Edelweis yang habitatnya di dekat kawah atau puncak gunung," katanya.
Selain itu, menurutnya, ada juga tumbuhan yang serupa dengan Bunga Rawa yang ditemukan di Gunung Dieng, daerah Aceh, serta Sumatera Barat. Namun, kata dia, jenisnya itu berbeda karena memiliki nama latin Ericaulon Sp.
Joko mengatakan keberadaan Bunga Rawa bisa rusak bukan hanya dengan kesengajaan manusia saja, tetapi dengan keberadaan manusia di sekitarnya Bunga Rawa bisa saja menjadi hilang. "Dia tuh sebetulnya kena bau keringat juga bisa lama kelamaan tidak beradaptasi," ujarnya.
Untuk itu ia pun meminta kepada pihak-pihak yang berwenang agar melindungi tumbuhan tersebut, karena selain untuk kelestarian lingkungan, juga sangat penting untuk ranah akademik.
"Kalau sudah hilang kaya gitu mungkin tidak ditemukan lagi," kata Joko.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023