• Beranda
  • Berita
  • Enam ABK WNI korban kecelakaan kapal di Jepang belum ditemukan

Enam ABK WNI korban kecelakaan kapal di Jepang belum ditemukan

10 Maret 2023 16:12 WIB
Enam ABK WNI korban kecelakaan kapal di Jepang belum ditemukan
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha (kiri) menyampaikan pengarahan media di Jakarta, Jumat (10/3/2023). (ANTARA/Yashinta Difa)

Enam warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai awak sebuah kapal yang terbalik di perairan Jepang belum ditemukan.

“Per hari ini, operasi SAR masih dilakukan oleh penjaga pantai Jepang dan Taiwan, tetapi keenam ABK (anak buah kapal) WNI belum ditemukan,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha dalam pengarahan media di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan keenam WNI tersebut berasal dari beberapa wilayah di Jawa Tengah, seperti Pemalang, Pekalongan, Brebes, serta Indramayu, Jawa Barat.

Mereka bekerja di kapal penangkap ikan Xin Chang Fa No. 88 yang berbendera Taiwan.

Kemlu telah menginformasikan kepada pihak keluarga para ABK mengenai operasi SAR yang terus berlangsung.

Kemlu, melalui KDEI Taipei, juga berupaya memastikan hak-hak para ABK WNI dipenuhi oleh perusahaan pemilik kapal.

Kapal yang diawaki enam WNI dan satu warga Taiwan tersebut terbalik di perairan dekat Kepulauan Sinkaku, Okinawa, Jepang, pada Minggu (5/3) pukul 13.30 waktu setempat (15.30 WIB).

Sejak insiden terjadi, satu jenazah telah ditemukan, yang diidentifikasi sebagai kapten kapal berkewarganegaraan Taiwan.

Jenazah yang ditemukan di dalam kapal itu diidentifikasi berdasarkan data sidik jari, kata Judha.

Berdasarkan laporan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang kepada penjaga pantai setempat, lokasi kejadian berjarak sekitar 150 km arah utara Pulau Ishigaki di Prefektur Okinawa dan sekitar 40 km sebelah timur Pulau Kuba di Kepulauan Senkaku.

Baca juga: Kemlu: Pencarian awak kapal WNI di perairan Jepang terus dilakukan
Baca juga: Kapal diawaki enam WNI terbalik di perairan Jepang

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023