• Beranda
  • Berita
  • Saham Inggris dibuka melemah, perbankan kalahkan selera risiko

Saham Inggris dibuka melemah, perbankan kalahkan selera risiko

13 Maret 2023 16:01 WIB
Saham Inggris dibuka melemah, perbankan kalahkan selera risiko
Arsip foto - Pejalan kaki meninggalkan dan memasuki Bursa Efek London di London, Inggris 15 Agustus 2017. ANTARA/REUTERS/Neil Hall/pri.
Saham-saham Inggris lebih rendah pada awal perdagangan Senin, dengan FTSE 100 melemah karena bank memperpanjang kerugian akibat gelombang kejut terus bergema melalui pasar keuangan setelah regulator AS menutup Silicon Valley Bank (SVB), sementara British American Tobacco jatuh setelah penurunan peringkat broker.

Indeks saham-saham unggulan atau blue-chips FTSE 100 yang berorientasi ke pasar luar negeri kehilangan 0,4 persen, sedangkan indeks saham-saham berkapitalisasi sedang atau midcaps FTSE 250 yang lebih fokus di dalam negeri diperdagangkan datar.

Sektor perbankan Inggris merosot 1,1 persen pada awal perdagangan, setelah sektor ini kehilangan lebih dari 6,0 persen sepanjang minggu lalu.

Membatasi kerugian, otoritas moneter AS mengumumkan rencana selama akhir pekan untuk membatasi kejatuhan dari runtuhnya SVB, sementara investor bertaruh bahwa kenaikan suku bunga bulan ini tidak lagi menjadi kepastian.

HSBC mengatakan akan mengakuisisi anak perusahaan SVB di Inggris seharga 1 pound per saham, menyelamatkan pemberi pinjaman utama untuk perusahaan-perusahaan rintisan teknologi di Inggris. Saham HSBC merosot 0,1 persen.

British American Tobacco, produsen rokok Lucky Strike, terpangkas 2,0 persen ke dasar indeks acuan setelah JP Morgan memangkas peringkat sahamnya menjadi "netral" dari "overweight".

Melawan suasana suram, perusahaan-perusahaan penambang logam mulia memimpin lebih kuat, melonjak 4,2 persen karena harga emas lebih tinggi terhadap dolar AS yang melemah.

Baca juga: IHSG ditutup menguat dipimpin saham sektor energi
Baca juga: Saham Eropa dibuka melemah karena aksi jual ekuitas bank berlanjut
Baca juga: Rupiah menguat di tengah tingkat pengangguran AS yang meningkat

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023