Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, dia mengatakan salah satu penyebab inflasi cukup tinggi di Bengkulu, dari sektor transportasi atau tiket pesawat.
"Mahalnya harga tiket pesawat yang dijual di pasaran saat ini, menjadi penyumbang angka tertinggi inflasi," ungkapnya.
Dia meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat berkolaborasi untuk mengendalikan angka inflasi di daerah.
"Untuk Bengkulu, saya minta agar kedua mitra Komite II DPD RI, Kemenhub dan Kementerian BUMN, dapat kembali membuka jalur penerbangan ke provinsi-provinsi tetangga seperti Jambi, Palembang, Lampung, Batam, Sumbar dan Bandung, seperti sebelum pandemi COVID-19," jelasnya.
Baca juga: Pemkab Sleman - Blitar kerja sama tekan inflasi
Baca juga: Gubernur ungkap penyebab kenaikan inflasi di Sumut
Menurut dia, pihak kementerian terkait hendaknya mendorong para pengusaha maskapai, untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan tingginya inflasi di daerah.
"Bukan cuma memicu inflasi saja. Pihak maskapai juga akan mengalami kerugian kalau tiket pesawat dibiarkan mahal terus. Orang jadi enggan naik pesawat. Lama-lama pesawat akan ditinggalkan," ucapnya.
Dia menegaskan begitu banyak keuntungan yang diperoleh pemerintah dari murahnya harga tiket pesawat. Kata dia, inflasi akan terkendali, kekayaan yang menumpuk di kota-kota akan terbang bersama pergerakan mudik orang-orang berduit ke kampung halaman mereka hingga dunia pariwisata akan bergairah kembali.
Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan kenaikan inflasi daerahnya terjadi akibat beberapa sektor yang menjadi perhatian khusus, seperti sektor transportasi atau tiket pesawat yang harganya cukup tinggi.
Gubernur menyatakan, pemerintah provinsi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu telah melakukan langkah-langkah kongkrit, di antaranya menyurati Angkasa Pura II dan pihak maskapai agar dapat kembali membuka jalur penerbangan dari Bengkulu ke provinsi-provinsi tetangga.
Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023