• Beranda
  • Berita
  • Setelah kegagalan SVB, AS topang kepercayaan sistem perbankan

Setelah kegagalan SVB, AS topang kepercayaan sistem perbankan

13 Maret 2023 16:41 WIB
Setelah kegagalan SVB, AS topang kepercayaan sistem perbankan
Foto Dokumen: Seorang pria memasang tanda di pintu Silicon Valley Bank saat seorang penonton mengawasi di kantor pusat bank di Santa Clara, California, AS, 10 Maret 2023. ANTARA/REUTERS/Nathan Frandino
Otoritas moneter Amerika meluncurkan langkah-langkah darurat pada Minggu (12/3/2023) untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan setelah kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) mengancam akan memicu krisis keuangan yang lebih luas.

Setelah akhir pekan yang dramatis, regulator mengatakan nasabah bank yang gagal akan memiliki akses ke semua simpanan mereka mulai Senin dan menyiapkan fasilitas baru untuk memberi bank akses ke dana darurat.

Federal Reserve juga mempermudah bank untuk meminjam darinya dalam keadaan darurat.

Sementara langkah-langkah memberikan beberapa bantuan untuk perusahaan Silicon Valley dan pasar global pada Senin, kekhawatiran tentang risiko perbankan yang lebih luas tetap ada dan menimbulkan keraguan apakah Fed akan tetap dengan rencananya untuk kenaikan suku bunga yang agresif.

"Kami pikir langkah-langkah yang diambil oleh Fed, Departemen Keuangan dan Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) akan secara tegas mematahkan 'putaran malapetaka' psikologis di seluruh sektor perbankan regional," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Corpay di Toronto.

"Tapi, adil atau tidak, episode ini akan berkontribusi pada tingkat volatilitas latar belakang yang lebih tinggi, dengan investor mengawasi dengan hati-hati celah lain yang muncul saat pengetatan kebijakan Fed berlanjut."

Regulator juga bergerak cepat untuk menutup Signature Bank New York, yang mendapat tekanan dalam beberapa hari terakhir.

Upaya yang lebih luas untuk mencegah krisis mengangkat saham berjangka Wall Street di perdagangan Asia pada Senin, membantu pasar yang lebih luas.

Kekhawatiran yang berkepanjangan tentang sektor keuangan membebani saham bank di Asia, dengan Mitsubishi UFJ Jepang mencapai level terendah dalam dua bulan dan DBS Singapura di level terendah dalam empat bulan. Saham HSBC Hong Kong dan Standard Chartered memangkas kerugian awal untuk diperdagangkan hampir datar.

Pasar saham Eropa turun 0,6 persen pada awal perdagangan, sementara saham perbankan turun lebih dari 1,0 persen. Saham berjangka AS lebih tinggi. Indeks MSCI saham Asia di luar Jepang naik lebih dari 1,0 persen sementara Nikkei tergelincir 1,0 persen.

Intervensi pemerintahan Biden menggarisbawahi bagaimana kampanye tanpa henti oleh The Fed dan bank sentral utama lainnya untuk mengalahkan inflasi memberi tekanan pada sistem keuangan dan pasar global.

Silicon Valley Bank, andalan ekonomi startup, adalah produk uang murah selama puluhan tahun, dengan risiko unik yang membuatnya sangat rentan. Namun seiring kejatuhan bank yang terjadi minggu lalu, kekhawatiran bahwa bank regional lain memiliki kesamaan menyebar dengan cepat.

Dengan Fed siap untuk terus menaikkan suku bunga, investor mengatakan sistem keuangan mungkin belum sepenuhnya keluar dari kesulitan.

Analis Goldman Sachs mengatakan mereka tidak lagi memperkirakan Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 21-22 Maret, di tengah tekanan di sektor perbankan.

"Apa yang harus diharapkan oleh investor besok dan seterusnya adalah bahwa kita akan menghadapi banyak risiko peristiwa," kata Michael Purves, kepala eksekutif Tallbacken Capital Advisors. "Masih akan ada pertanyaan dengan bank regional lainnya."

Runtuhnya SVB - kegagalan bank terbesar sejak 2008 - memicu kekhawatiran apakah nasabah usaha kecil akan mampu membayar staf mereka, dengan FDIC hanya melindungi simpanan hingga 250.000 dolar AS.

Sekitar 89 persen dari simpanan SVB senilai 175 miliar dolar AS tidak diasuransikan pada akhir 2022, menurut FDIC.

Semua deposan, termasuk mereka yang dananya melebihi tingkat maksimum yang diasuransikan pemerintah, akan dibuat utuh, menurut pernyataan bersama Menteri Keuangan AS Janet Yellen, Ketua Fed Jerome Powell dan Ketua Federal Deposit Insurance Corp Martin Gruenberg pada Minggu (12/3/2023) malam.

Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan tindakan yang diambil akan melindungi deposan, sambil memberikan dukungan tambahan untuk sistem perbankan yang lebih luas, namun pejabat dan regulator terus memantau stabilitas sistem keuangan.

"Perusahaan tidak ditalangi. Para deposan dilindungi," kata pejabat itu.

Risiko akan ditanggung oleh Dana Penjamin Simpanan, yang memiliki dana yang cukup untuk melakukannya. Memberikan pengecualian risiko sistemik dianggap lebih cepat daripada menunggu kemungkinan pembeli, kata pejabat itu.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023