Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap Indo Pacific Economic Framework For Prosperity (IPEF) yang akan kembali dirundingkan dalam putaran kedua di Bali dapat memperkuat perekonomian negara-negara mitra, termasuk Indonesia.
Dalam pertemuan virtual dengan United States Trade Representative (USTR) Ambassador Katherine Tai, Menko Airlangga berharap berharap perundingan IPEF menghasilkan hal-hal konkrit dan bermanfaat bagi negara mitra, khususnya bagi pekerja, konsumen, pelaku usaha, dan investor.
Ia juga mengatakan pemerintah Indonesia terus berfokus pada manfaat nyata dari IPEF yang diwujudkan melalui peningkatan perdagangan dan investasi.
Menanggapi pernyataan Menko Airlangga, Ambassador Tai menyampaikan optimisme Pemerintah AS bahwa IPEF dapat memberikan manfaat bagi Indonesia.
“Kami melihat beberapa potensi kolaborasi di beberapa sektor dapat didorong untuk penguatan hubungan bilateral kita, seperti peningkatan kompetensi digital, teknologi bersih, dan jasa perbankan,” sambut Ambassador Tai.
Pertemuan tersebut juga dimanfaatkan Ambassador Tai untuk menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian Pemerintah AS, antara lain penerapan Neraca Komoditas (NK) bagi produk impor dan regulasi Indonesia yang mengatur pengenaan Bea Masuk untuk barang tidak berwujud (intangible goods).
Menko Airlangga menjelaskan bahwa pada dasarnya penerapan Neraca Komoditas bertujuan untuk mengendalikan jumlah peredaran barang yang akan berdampak pada harga jual ke konsumen seperti penerapan NK untuk produk Gula dan Migas.
“Pada prinsipnya penerapan Neraca Komoditas didasarkan pada permintaan importir melalui platform digital. Neraca Komoditas diterapkan untuk memberikan keseimbangan harga bagi masyarakat. Saat ini Pemerintah masih terbuka terhadap masukan seluruh pemangku kepentingan untuk menyempurnakan mekanisme Neraca Komoditas,” jelasnya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023