"Memang tahun ini aja ya, kita lihat itu sudah sekitar hampir 300 sampai 400 unit yang order, yang masuk ke DFSK khusus Gelora E," ujar Marketing Head PT Sokonindo Automobile Achmad Rofiqi di Bandung, Rabu (15/3).
Jumlah tersebut gabungan dari penjualan fleet dan ritel. Dari penjualan itu, DFSK Gelora E tipe blind van menjadi yang terlaris dibanding dengan tipe minibus, dengan prosentase perbandingan sekitar 65 persen dan 35 persen.
Baca juga: DFSK siap produksi Gelora E di pabrik Cikande Banten
Tipe blind van dinilai lebih diminati karena banyak konsumen yang mencari mobil niaga untuk keperluan logistik.
Rofiqi mengatakan saat ini antusiasme masyarakat terhadap mobil niaga listrik tersebut sangat tinggi, didorong oleh turunnya harga kendaraan lantaran saat ini proses perakitan telah dilakukan secara lokal di Pabrik DFSK di Cikande, Serang, Banten.
Sebelumnya, DFSK Gelora E dipasarkan di Indonesia dalam bentuk completely Buily Up (CBU) dari China.
Harga DFSK Gelora E tipe blind van turun harga dari Rp484 juta menjadi Rp350 juta, sedangkan harga tipe minibus turun dari Rp582,1 juta menjadi Rp399 juta.
"Harga baru ini memicu peningkatan permintaan karena lebih murah, karena TKDN-nya (tingkat komponen dalam negeri) itu, Karena sudah buat di sini," kata Rofiqi.
Lebih lanjut Rofiqi menambahkan bahwa DFSK Gelora E memiliki berbagai keunggulan dibandingkan mobil niaga berbahan bakar bensin maupun solar.
Di antaranya biaya operasional yang rendah, perawatan yang mudah dan murah karena tidak ada mesin, serta terbebas dari peraturan lalu lintas ganjil-genap.
"Jadi memang total cost savingnya cukup besar untuk mobil listrik dibandingkan dengan mobil konvensional," ucap dia.
Baca juga: Irit, bawa Gelora E dari Jakarta ke Bandung hanya habiskan Rp45 ribu
Baca juga: DFSK catatkan transaksi sebesar Rp270 miliar selama IIMS 2023
Baca juga: DFSK sabet gelar kendaraan niaga listrik termurah di IIMS 2023
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023