Saham China juga berakhir lebih rendah, menghapus kenaikan sebelumnya, meskipun ada langkah-langkah pelonggaran moneter baru Beijing untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Indeks acuan Hang Seng Hong Kong merosot 2,7 persen, penutupan terendah sejak awal Desember. Indeks Hang Seng China Enterprises juga terpangkas 2,2 persen.
Sementara itu, indeks saham-saham unggulan China CSI 300 dan Indeks Komposit Shanghai keduanya tergelincir sekitar 0,5 persen.
Investor tetap khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya setelah seminggu di mana Credit Suisse - pemberi pinjaman yang penting secara sistemik di salah satu ibu kota keuangan Eropa - bertekuk lutut oleh gejolak di pasar obligasi akibat runtuhnya Silicon Valley Bank, mengirim saham Asia lebih rendah.
Selama akhir pekan, UBS mengatakan akan membeli Credit Suisse seharga 3 miliar franc (3,2 miliar dolar AS) dan menanggung kerugian hingga 5,4 miliar dolar AS, merger yang dirancang oleh otoritas Swiss yang diharapkan investor dapat mencegah kekacauan yang lebih besar di pasar global.
Saham perbankan yang tercatat di Hong Kong jatuh pada Senin, karena penghapusan total nilai obligasi bank yang bermasalah memperburuk sentimen.
Saham HSBC yang tercatat di Hong Kong merosot lebih dari 6,0 persen, membukukan persentase kerugian satu hari terbesar dalam hampir enam bulan. Saham Bank of East Asia turun lebih dari 4,0 persen ke level terendah 10 minggu. Standard Chartered PLC juga anjlok lebih dari 7,0 persen, kinerja terburuk dalam setahun.
Raksasa teknologi yang tercatat di Hong Kong anjlok 2,8 persen, sementara saham perawatan kesehatan anjlok 4,1 persen.
Saham China jatuh bahkan setelah bank sentral negara itu mengatakan pada Jumat (19/3/2023) akan memangkas jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan untuk pertama kalinya tahun ini untuk membantu menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung pemulihan ekonomi yang baru lahir.
Baca juga: Bursa saham Hong Kong ditutup turun 0,21 persen
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023