• Beranda
  • Berita
  • Kemenag gelar pemantauan hilal Ramadhan di 124 lokasi

Kemenag gelar pemantauan hilal Ramadhan di 124 lokasi

21 Maret 2023 14:45 WIB
Kemenag gelar pemantauan hilal Ramadhan di 124 lokasi
Tim rukyatul hilal dari Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surabaya merekam menggunakan ponsel saat mengamati posisi bulan (hilal) di atas Masjid Al-Mabrur, Nambangan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (1/5/2022). Dalam pengamatan tersebut tim gagal melihat bulan yang menandai awal Bulan Syawal 1443 Hijriyah atau Hari Raya Idul Fitri karena langit tertutup awan. ANTARA FOTO/Moch Asim/nz (ANTARA FOTO/MOCH ASIM)
Kementerian Agama akan menggelar pemantauan (rukyatul) hilal awal Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi di 124 titik lokasi yang tersebar di seluruh  Indonesia pada Rabu (22/3).

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat.

"Hasil rukyatul hilal yang dilakukan ini selanjutnya dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Ramadan 1444 H," ujar Kamaruddin di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Tim Falakiyah NU melihat hilal di Bukit Condrodipo Gresik

Ia mengatakan Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Ramadhan 1444 H pada Rabu, 22 Maret 2023. Sidang akan dilaksanakan secara luring di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, dan akan didahului seminar pemaparan posisi hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Kamaruddin menjelaskan sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan hilal.

Secara hisab, kata Kamaruddin, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadhan jatuh pada Rabu, 22 Maret 2023 atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H sekitar pukul 00.23 WIB.

Menurutnya, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Ramadhan 1444 H, sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Pada Rabu, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 6 derajat 46,2 menit sampai dengan 8 derajat 43,2 menit, dengan sudut elongasi antara 7,93 derajat sampai dengan 9,54 derajat.

Baca juga: Wali Kota Surabaya dukung Rooftop TP 3 jadi tempat Rukyatul Hilal

Baca juga: Kemenag DIY pantau hilal di POB Syekh Bela Belu Parangtritis

Sedangkan menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

"Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Ramadhan di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS," kata dia.

Kendati demikian, keputusan penetapan awal Ramadhan tetap akan diputuskan lewat sidang isbat yang dipimpin Menag Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Instansi lainnya yang akan turut serta dalam sidang isbat, yakni Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, lembaga dan instansi terkait, anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, dan pondok pesantren.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023