ASEAN QR Code nanti transaksinya adalah currency lokal. Kalau Rupiah ya Rupiah, Baht ya Baht, itu juga mengurangi biaya dari transaksi....
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memanfaatkan ASEAN Business Advisory Council sebagai momentum untuk memperluas penggunaan QR Code di seluruh negara ASEAN.
“ASEAN QR Code nanti transaksinya adalah currency lokal. Kalau Rupiah ya Rupiah, Baht ya Baht, itu juga mengurangi biaya dari transaksi, ini menjadi kunci bagaimana supaya UMKM dan juga bisnis di ASEAN bekerja sama dan mempermudah,” kata Arsjad yang juga memimpin Keketuaan ASEAN Business Advisory Council seusai pertemuan ASEAN Business Advisory Council di Plataran Heritage Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu.
ASEAN QR Code merupakan salah satu program comprehensive legacy yang diusung Kadin Indonesia pada satu dari lima isu prioritas ASEAN BAC yakni isu transformasi digital.
Baca juga: Pimpin ASEAN-BAC 2023, Kadin ajukan tujuh program "legacy"
Ia menegaskan bahwa Indonesia siap membantu negara-negara ASEAN untuk mengimplementasikan QR Code sebagai metode pembayaran.
Sejauh ini negara yang telah menggunakan QR Code adalah Indonesia, Singapura, Malaysia Thailand, dan Vietnam. Namun, Kamboja dan Filipina juga telah memulai penggunaan QR Code.
“Kamboja dan Filipina juga sudah mulai. Jadi nanti kita akan mengundang Laos, kita akan bantu Laos bagaimana, ada juga ada Myanmar dan juga Timor Leste yang juga sekarang observer. Tadi itu yang saya katakan inklusif. Namun mana yang bisa jalan, jalan dulu,” tuturnya.
Baca juga: RI dinilai berpeluang pimpin ASEAN jadi poros ekonomi global
Di tempat terpisah, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan satu dari tujuh isu prioritas yang dibawa ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat 2023 di Magelang, Jawa Tengah, 20-22 Maret 2023 adalah Leader's Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework (DEFA).
Pembahasan isu tersebut bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama dalam mengembangkan ekosistem digital. Pendekatan yang akan dilakukan diantaranya adalah infrastruktur digital, kesamaan konsep mengenai digitalisasi, hingga hal sederhana seperti pembayaran.
“Kalau kita misalnya sekarang di ASEAN, kita sekarang sudah bisa bayar pake QRIS. QRIS itu kalau teman-teman belanja di toko-toko itu kan bisa bayar pakai handphone. Nah itu salah satu yang saya pikir walaupun sangat sederhana tapi sangat strategis, kenapa? karena itu semakin memperkuat nilai uang kita,” ucap dia.
Baca juga: ASEAN-BAC dorong ASEAN jadi pusat pertumbuhan dunia
Lebih dari itu, Leader's Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework (DEFA) juga akan membahas akses mengenai pembayaran digital, baik itu akses kepada negara-negara ASEAN maupun akses kepada pelaku-pelaku usaha yang akan membuat pembayaran digital lebih efisien.
“Itu juga masuk ke dalam bagaimana kita mendukung untuk mengefisiensikan tarif dengan cara digitalisasi atau dengan cara-cara digital yang semakin membuat semuanya menjadi lebih efisien. Nah ini salah satu yang akan kita bahas, itu contoh hanya beberapa hal yang sederhana,” jelas Jerry.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023