Peneliti Puspoll Indonesia Luqmanul Hakim menjelaskan elektabilitas Perindo mencapai 4,6 persen, alias sudah di atas batas aman parliamentary threshold sebesar 4 persen.
"Jika tren ini bisa dirawat dengan baik oleh Partai Perindo, bukan tidak mungkin Partai Perindo akan menggeser partai papan tengah, dan lolos ke Senayan," katanya di Jakarta, Rabu.
Luqman menyebut, Partai Perindo merupakan partai politik (parpol) non-parlemen dengan elektabilitas tertinggi. Elektabilitas Perindo unggul jauh dari parpol non-parlemen lainnya yang disurvei, yaitu Hanura 0,7 persen, PSI 0,3 persen, Garuda 0.3 persen, Partai Buruh 0,2 persen, PKN 0,2 persen, PBB 0,1 persen, Gelora 0,1 persen, dan Partai Ummat 0,1 persen.
Baca juga: Pengamat: PPP terancam tak penuhi PT 4 persen pascakasus Ade Yasin
Baca juga: PAN: Ambang batas parlemen 4 persen efektif untuk Pemilu 2024
Adapun di kalangan parpol penghuni Senayan, PDI Perjuangan masih menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi yakni sebesar 23,8 persen, disusul oleh Partai Gerindra dengan elektabilitas 12,3 persen dan Partai Golkar 11,8 persen.
Di papan tengah terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan elektabilitas 7,6 persen, diikuti oleh Partai Demokrat dengan 6,8 persen, Partai NasDem dengan 5,8 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,2 persen.
Sementara, ada dua parpol parlemen yang elektabilitasnya di bawah parliamentary threshold, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 2,1 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 2,0 persen.
Kendati demikian, masih ada 16 persen responden dalam survei itu yang menjawab tidak tahu/rahasia saat ditanya soal partai politik pilihannya.
Jajak pendapat ini berlangsung pada 10--19 Februari 2023, dengan sampel sebanyak 1.220 responden, yang tersebar di 34 Provinsi seluruh Indonesia.
Survei berlangsung melalui metode wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview), dengan margin of error ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023