Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Ramadhan 1444 Hijriah sudah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang dipedomani Kemenag.
"Kesepakatan MABIMS menjadi pedoman untuk menetapkan awal bulan Kamariah," ujar Menag saat memimpin sidang isbat penetapan awal Ramadhan di Jakarta, Rabu.
Menag mengatakan ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 6 derajat 46,2 menit sampai dengan 8 derajat 43,2 menit, dengan sudut elongasi antara 7,93 derajat sampai dengan 9,54 derajat.
Baca juga: Pemerintah tetapkan awal Ramadhan jatuh pada Kamis
Baca juga: Pemerintah tetapkan awal Ramadhan jatuh pada Kamis
Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat
Hal ini, kemudian diperkuat dengan laporan rukyat. Sejumlah perukyah melaporkan telah melihat hilal. Untuk mengamati hilal awal Ramadhan, Tim Kemenag melakukan rukyatul hilal pada 124 titik di 33 provinsi di Tanah Air.
"Dari 124 titik ada 12 perukyah yang melaporkan telah melihat hilal," kata Menag.
Yaqut berharap dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan bersama-sama
Baca juga: Masjid Istiqlal gelar Tarawih Ramadhan 1444 H tanpa pembatasan
Baca juga: Kemenag DIY prediksi awal Ramadhan 1444 Hijriah bareng 23 Maret 2023
Sebelumnya, Pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi jatuh pada Kamis (23/3), seusai diputuskan melalui sidang isbat pada Rabu di Gedung Kemenag RI, Jakarta.
Dengan penetapan itu, pada Rabu malam umat Islam di Indonesia dapat melaksanakan shalat Tarawih. Sidang isbat ini diikuti sejumlah perwakilan organisasi keagamaan, ahli astronomi, serta tamu undangan lainnya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023