• Beranda
  • Berita
  • Saham Asia melonjak, dolar jatuh karena Fed isyaratkan jeda suku bunga

Saham Asia melonjak, dolar jatuh karena Fed isyaratkan jeda suku bunga

23 Maret 2023 15:28 WIB
Saham Asia melonjak, dolar jatuh karena Fed isyaratkan jeda suku bunga
Arsip Foto - Orang-orang melewati layar elektronik yang menunjukkan indeks harga saham Nikkei Jepang di dalam sebuah aula konferensi di Tokyo, Jepang, Selasa (14/6/2022). ANTARA/REUTERS/Issei Kato/am.
Saham Asia berakhir melonjak dan dolar melemah pada Kamis sore, setelah Federal Reserve AS mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan suku bunga menyusul gejolak di sektor perbankan, meskipun juga menegaskan kembali komitmennya untuk memerangi inflasi yang kaku.

Dalam langkah yang diharapkan secara luas, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi mengubah pandangannya ke sikap yang lebih hati-hati sebagai akibat dari tekanan perbankan.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 1,0 persen menyentuh level tertinggi dua minggu di 515,62 poin. Indeks berada di jalur untuk minggu terbaiknya dalam lebih dari dua bulan.

Fokus sekarang bergeser ke bank sentral Inggris, dengan investor memperkirakan kenaikan seperempat poin persentase dalam suku bunga kebijakannya setelah lonjakan inflasi yang mengejutkan menghancurkan harapan bank sentral menghentikan kampanye pengetatannya.

Indeks Nikkei Jepang berakhir turun 0,17, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup 0,67 persen lebih rendah.
Indeks CSI 300 saham unggulan China ditutup naik 0,99 persen, Indeks Komposoit Shanghai berakhir naik 0,64 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong menetap melonjak 2,34 persen.

Reli Asia tampaknya tidak mungkin menyebar ke Eropa, di mana pasar berjangka menunjuk ke pembukaan yang lebih rendah. Eurostoxx 50 berjangka turun 0,53 persen, DAX berjangka Jerman melemah 0,32 persen dan FTSE berjangka turun 0,29 persen.

Wall Street berakhir melemah tajam semalam karena investor mencerna pernyataan kebijakan Fed dan komentar dari konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell. E-mini berjangka untuk S&P 500 naik 0,54 persen.

Pernyataan The Fed mengatakan pihaknya berada di ambang menghentikan kenaikan suku bunga, tetapi Powell dalam konferensi persnya mengatakan bank sentral akan melakukan "cukup" untuk menjinakkan inflasi dan meningkatkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.

Manajemen Silicon Valley Bank telah "gagal parah", tetapi keruntuhan bank bulan ini tidak menunjukkan kelemahan yang lebih luas dalam sistem perbankan, kata Powell.

Tetapi sentimen dirusak oleh komentar dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia tidak mempertimbangkan atau mendiskusikan pembuatan "jaminan menyeluruh" untuk simpanan perbankan AS tanpa persetujuan Kongres.

"Meskipun tampaknya mengesampingkan penurunan suku bunga tahun ini ... sebagian besar kerusakan tampaknya berasal dari pernyataan paralel Yellen kepada Kongres tepat ketika Jerome Powell bersikeras bahwa sektor perbankan sehat," tulis ekonom ING Rob Carnell dalam sebuah catatan untuk klien.

"Kemungkinan besar ini tidak akan menjadi keputusan akhir tentang suku bunga atau jaminan simpanan, dan sedikit pekerjaan rumah dan kolaborasi antara Fed dan departemen keuangannya tampaknya mungkin."

Pasar sekarang menilai peluang sekitar 65 persen Fed berhenti dalam pertemuan berikutnya pada Mei, dan peluang 35 persen untuk kenaikan 25 basis poin kemudian, alat FedWatch CME menunjukkan.

Pasar global bergejolak, dengan saham bank terpukul dalam dua minggu terakhir menyusul kegagalan mendadak dua pemberi pinjaman AS dan penjualan darurat raksasa perbankan Swiss, Credit Suisse.

Regulator dan pembuat kebijakan telah bergegas secara global untuk memadamkan risiko penularan dan meredakan kekhawatiran krisis perbankan, tetapi investor tetap waspada bahwa pemberi pinjaman kecil lainnya mungkin rentan karena pasar kredit semakin ketat.

Di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur dolar terhadap mata uang utama lainnya, turun hampir 0,5 persen ke level terendah baru tujuh minggu di 101,92. Euro naik 0,45 persen menjadi 1,0904. Yen menguat 0,60 persen menjadi 130,64 per dolar, sementara sterling diperdagangkan terakhir naik 0,50 persen pada 1,2325 dolar.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 6 basis poin menjadi 3,440 persen, sedangkan obligasi pemerintah 30-tahun turun 3 basis poin menjadi 3,667 persen. Imbal hasil obligasi AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 10 basis poin menjadi 3,881 persen.

Minyak mentah AS turun 1,0 persen menjadi diperdagangkan pada 70,19 dolar AS per barel dan Brent tergelincir 0,85 persen menjadi 76,04 dolar AS per barel.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023