Wagner Group yang awalnya beranggotakan veteran tentara Rusia berpengalaman perang mumpuni, semakin menonjol dalam invasi Rusia ke Ukraina setelah angkatan bersenjata Rusia mengalami rentetan kekalahan besar di Ukraina.
Prigozhin kemudian merekrut ribuan narapidana di penjara-penjara dengan menawarkan kebebasan kepada mereka asal bersedia ditugaskan di medan-medan tempur paling berbahaya di Ukraina.
"Saat ini, lebih dari 5,000 orang telah dibebaskan (dari penjara) atas pengampunan setelah menyelesaikan kontrak bersama Wagner," kata Prigozhin, yang merupakan tangan kanan Presiden Vladimir Putin, dalam rekaman suara via Telegram.
Hanya 0,31 persen narapidana yang mendapatkan pengampunan yang mengulangi kejahatannya, kata Prigozhin. Dia menyebut angka itu 10-20 kali lebih rendah dari indikator standar.
Baca juga: Rusia akui tentara Ukraina tak mau mundur dari Bakhmut
Prigozhin yang kadang kala dijuluki "Koki Putin" karena bisnis kateringnya yang sukses, adalah orang terkuat di antara sejumlah tangan kanan Putin karena dia kini mengendalikan tentara swasta yang merekrut perwira militer tinggi, bekas mata-mata dan juga narapidana.
Amerika Serikat melabeli Prigozhin sebagai oligarki. Orang ini sudah dijatuhi sanksi karena berusaha memengaruhi pemilu AS dan menyebarkan disinformasi Rusia di seluruh dunia.
Prigozhin, yang pernah mendekam di penjara selama hampir sepuluh tahun semasa Uni Soviet karena mencuri dan melakukan kejahatan lain sebelum berbisnis mulai 1990-an, mengaku memang berusaha mencampuri pemilu AS dan untuk pertama kalinya mengakui perannya dalam mendirikan Wagner Group.
Tentara bayaran ini juga bertempur di Libya, Suriah, Republik Afrika Tengah, dan Mali. Mereka mendaku diri sebagai tentara bayaran paling tangguh di medan tempur.
Organisasi itu juga menyangkal kritik Barat terhadap metode kerjanya yang kasar dan disiplinnya yang ketat, dengan menunjuk penggunaan jasa kontraktor militer swasta di seluruh dunia oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Baca juga: Wagner Group rebut Bakhmut timur setelah serangan rudal Rusia
Sumber: Reuters
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023