• Beranda
  • Berita
  • PBB sebut aktivis hak pendidikan wanita Afghanistan ditangkap di Kabul

PBB sebut aktivis hak pendidikan wanita Afghanistan ditangkap di Kabul

28 Maret 2023 16:35 WIB
PBB sebut aktivis hak pendidikan wanita Afghanistan ditangkap di Kabul
Arsip foto - Para pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil menggelar unjuk rasa di depan istana kepresidenan di Kabul, untuk mendesak Taliban memberikan akses pendidikan bagi perempuan. ANTARA/REUTERS/Stringer/as.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa mengatakan seorang aktivis pembela hak pendidikan wanita Afghanistan ditangkap di Kabul pekan ini dan menyerukan otoritas Taliban untuk mengklarifikasi alasan penangkapannya.

Juru bicara dinas intelijen maupun kementerian penerangan di bawah otoritas Taliban belum mengeluarkan pernyataan apapun atau mengonfirmasi penangkapan itu.

Misi PBB untuk Afghanistan (UNAMA) menyebutkan Matiullah Wesa, ketua organisasi Pen Path dan pembela hak pendidikan wanita, ditangkap di Kabul pada Senin (27/3).

"UNAMA menyerukan supaya otoritas de facto (Afghanistan) mengklarifikasi keberadaannya dan alasan penangkapannya, serta menjamin haknya mendapatkan perwakilan hukum dan kontak dengan keluarga," menurut pernyataan tersebut.

Wesa, yang berasal dari Provinsi Kandahar di Pakistan selatan, telah selama bertahun-tahun membela hak pendidikan wanita, terutama di daerah pedesaan yang berpenduduk masyarakat konservatif, sedari era pemerintahan Afghanistan sebelumnya. 

Saat era tersebut, ia menyebut banyak anak perempuan di pedesaan tidak mendapatkan layanan pendidikan.
 
Organisasinya, Pen Path, telah mengadakan perbincangan dengan para tetua suku, menyemangati komunitas dan pemerintah untuk membuka sekolah, serta membagikan buku-buku serta perpustakaan bergerak.

Sejak menguasai Afghanistan, Taliban melarang sebagian besar anak perempuan bersekolah serta wanita belajar di universitas dengan alasan ada berbagai hal yang mereka anggap masalah, seperti soal pakaian wanita.

Taliban juga mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan pembukaan kembali institusi pendidikan bagi perempuan, walaupun tidak memberikan jadwal pasti atas rencana pembukaannya.

Taliban menegaskan bahwa mereka mengakui hak-hak wanita sesuai dengan penafsiran hukum Islam versi mereka dan budaya Afghanistan. 

Menurut mereka, kondisi keamanan sudah membaik sejak penarikan tentara asing --yang dianggapnya membuat situasi lebih aman bagi anak-anak untuk bersekolah.

Tahun lalu, Wesa kepada Reuters menegaskan bahwa misi yang ia jalani adalah imparsial dan bebas dari intervensi politik, karena fokusnya adalah membantu komunitas-komunitas lokal mendorong pendidikan untuk wanita.


Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: penghapusan pendidikan perempuan di Afghanistan diskriminatif

Baca juga: Jumlah tenaga kerja perempuan di Afghanistan turun 25 persen

 

Tangguhkan pendidikan anak perempuan, Taliban panen kecaman

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023