Kunjungan ke China dipertimbangkan karena hubungan antara kedua negara masih tegang akibat berbagai masalah, termasuk penahanan oleh Beijing baru-baru ini terhadap seorang pengusaha Jepang, dan juga pertikaian kewilayahan antara kedua negara.
Jika rencana kunjungan ke China selama dua hari mulai Sabtu (1/4) terwujud, itu akan menjadi kunjungan pertama menteri luar negeri Jepang ke China sejak Desember 2019.
Hayashi diperkirakan akan mengadakan pertemuan pertamanya dengan Menlu China Qin Gang, menurut sumber pemerintah tersebut.
Qin Gang merupakan mantan duta besar China untuk Amerika Serikat yang menggantikan Wang Yi pada akhir Desember 2022.
Hayashi kemungkinan akan menuntut agar China membebaskan warga negara Jepang yang ditahan sejak awal Maret karena dicurigai terlibat dalam kegiatan mata-mata, lanjut sumber tersebut.
Baca juga: Jepang minta China bebaskan warganya yang dituduh melanggar hukum
Penahanan karyawan perusahaan farmasi Jepang Astellas Pharma Inc. semakin memperkeruh hubungan antara kedua negara kekuatan Asia tersebut.
Kedua negara telah berselisih mengenai hak atas Kepulauan Senkaku yang dikelola Jepang di Laut China Timur, yang diklaim oleh China sebagai Pulau Diaoyu, di mana kapal penjaga pantai China berulang kali memasuki perairan teritorial Jepang di sekitar kepulauan itu.
Kunjungan itu direncanakan setelah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk mengatur perjalanan Hayashi ke China ketika kedua pemimpin itu bertemu pada November 2022 di Bangkok untuk pembicaraan tatap muka pertama mereka.
Ketegangan antara China dan Amerika Serikat juga meningkat karena sejumlah hal, seperti Taiwan, yakni sebuah pulau demokratis yang memiliki pemerintahan sendiri yang dipandang Beijing sebagai bagian tak terpisahkan dari China yang pada akhirnya akan dipersatukan kembali dengan China daratan.
Baca juga: China balas klaim teritorial Jepang atas perairan sengketa di LCS
Kishida dan Xi bertemu di Bangkok, Thailand di sela-sela pertemuan para pemimpin Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Itu adalah pertemuan tatap muka pertama antara pemimpin Jepang dan China selama hampir tiga tahun.
Sementara itu, Qin Gang mengundang Hayashi ke China selama pembicaraan mereka melalui telepon pada awal Februari.
Akibat pandemi COVID-19 yang dimulai pada awal 2020, tidak ada diplomat tinggi Jepang yang mengunjungi China sejak Desember 2019, yakni tahun ketika Menteri Luar Negeri Jepang saat itu, Toshimitsu Motegi, mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China saat itu, Wang Yi, di Beijing.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Jepang siapkan Rp1 kuadriliun lawan kekuatan China di Indo-Pasifik
Baca juga: China sebut kecenderungan Jepang menuju militerisasi "amat berbahaya"
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023