Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro , Sulawesi Utara, Yudia P Tatipang mengatakan, sejak erupsi efusif pada 8 Februari 2023, aktivitas vulkanik gunung tersebut mulai berkurang.Kami mencatat penurunan aktivitas vulkanik mulai 27 Maret 2023,
"Kami mencatat penurunan aktivitas vulkanik mulai 27 Maret 2023," katanya di Manado, Rabu.
Indikasi penurunan aktivitas, menurut dia, terlihat dari frekuensi gempa susulan, padahal sebelumnya terjadi terus menerus.
Demikian pula jumlah lahar pijar yang jatuh ke sungai relatif berkurang, sementara aliran lahar dari puncak kawah sekitar 800 meter dan dari ujung aliran turun ke sungai Batang sejauh 1.200 meter.
Laporan pengamatan Pos PGA Karangetang pada pukul 00.00-06.00 WITA, secara visual tidak terlihat kabut dan asap kawah, kemudian terdengar suara jatuh/longsoran dari pos pengamatan.
Tercatat sebanyak 43 kali gempa dengan amplitudo 10-40 milimeter, durasi 35-62 detik, satu kali gempa vulkanik dengan amplitudo 20 milimeter, SP: 0,47 detik dengan durasi 10 detik, serta satu kali tektonik jarak jauh. dengan amplitudo 40 milimeter, SP: 36 detik selama 115 detik.
“Gempa bumi berfluktuasi , sedangkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Karangetang waspada level III,” katanya.
Diharapkan rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG ), Badan Geologi Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral, dan Energi ini dapat ditindaklanjuti oleh masyarakat agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, demikian Yudia P Tatipang.
Baca juga: Pasca PGA Karangetang tercatat 32 kali gempa
Baca juga: PVMBG mengingatkan warga untuk mewaspadai awan panas yang jatuh dari Gunung Karangetang
Baca juga: Sebanyak 28 KK pengungsi Gunung Karangetang belum diperbolehkan pulang
Baca juga: Gunung Karangetang masih berstatus waspada III setelah 5 minggu erupsi
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023