Program ini sangat bermanfaat untuk membantu wujudkan energi berkeadilan, agar malam hari mereka tidak kesulitan beraktivitas, seperti memasak, penerangan untuk belajar, .....
Sebanyak 119 keluarga kurang mampu di Provinsi Maluku dan Maluku Utara menikmati sambungan listrik gratis melalui program bantuan penyambungan listrik tanpa biaya hasil dari donasi pegawai PLN.atau "Light Up The Dream" (LUTD).
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Ambon bekerja sama dengan YBM PLN secara simbolis melakukan penyalaan serentak program Light Up The Dream di Dusun Sapuri dan Dusun Wanath, Desa Hitumessing, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis.
Manajer PLN UP3 Ambon, Maryudin Saleh menyatakan, program sambung listrik gratis bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu terutama yang belum memiliki sambungan listrik.
Baca juga: 4.907 rumah tangga nikmati listrik PLN dari Pemerintah di Sulseltra
Program ini katanya, sangat tepat sasaran, karena dapat memberdayakan masyarakat kurang mampu, sehingga bisa memilah dan menentukan target masyarakat yang harus dibantu untuk mendapatkan penerangan.
"Program ini sangat bermanfaat untuk membantu wujudkan energi berkeadilan, agar malam hari mereka tidak kesulitan beraktivitas, seperti memasak, penerangan untuk belajar, kami berharap masyarakat lebih bersemangat lagi dalam melakukan pekerjaan rutin sehari-hari terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan listrik," katanya.
Maryudin berharap, ke depan akan ada kebaikan lain yang PLN torehkan ke masyarakat sebagai bukti negara hadir di tengah masyarakat sebagai perwujudan energi berkeadilan.
Baca juga: Sebanyak 417 rumah tangga di Bone dapat sambungan listrik gratis PLN
Penerima manfaat program light up the dream, Imran Sangadji menyatakan kebahagiaan dan berterima kasih atas kepedulian PLN, sehingga rumahnya kini bisa tersambung listrik.
Bantuan listrik melalui program ini, membawa manfaat yang sangat berarti bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kehidupan sehari-hari.
"Selama berpuluh kami hidup dengan penerangan seadanya, tanpa bersungut kami tetap melakukan aktivitas sehari-hari walaupun terkadang dalam kondisi remang-remang, tetapi sekarang semua sudah menjadi nyata bisa menikmati listrik," katanya.
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023