Pakar Nutrisi dari Universitas Indonesia, Widya Fadila, M.KM memberikan kiat-kiat untuk memilih makanan instan yang aman untuk dikonsumsi.
“Saat berpuasa kadang di jalan atau saat sahur kita butuh cepat dan praktis, namun ada sejumlah hal yang perlu kita perhatikan saat membeli produk instan,” kata dia pada konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Saat bulan Ramadhan terkadang menuntut umat Islam untuk menyiapkan makanan yang cepat dan praktis, utamanya saat sahur.
Tidak jarang masyarakat Indonesia yang berburu sejumlah pangan instan sebagai stok di rumah menjelang bulan suci. Namun bila tidak berhati-hati dalam pemilihan produk dapat berdampak pada kesehatan.
Hal pertama yang kerap luput dari perhatian banyak orang adalah pemeriksaan tanggal kadaluarsa atau expiry date.
“Terkadang ini hal utama yang sering dilupakan, ketika sampai rumah baru menyadari. Makanan yang sudah kadaluarsa tentu tidak baik karena kandungan gizi atau kimianya sudah berubah dan mengandung bakteri,” jelas Widya.
Selain tanggal kadaluarsa, Widya menyebut label izin edar juga perlu diperhatikan. Memilih produk berlabel BPOM dapat menjamin keamanan kesehatan telah memenuhi standar yang ditentukan.
Sementara produk kemasan kaleng yang penyok dan berkarat, kemasan plastik atau alumunium foil yang telah kempes perlu dihindari.
Kemasan plastik dan kaleng yang telah rusak, lanjut Widya, menandakan bahwa sudah ada udara dan bakteri yang masuk ke dalam produk sehingga terkontaminasi.
“Pada kemasan plastik atau alumunium foil biasanya dia menggelembung karena diisi dengan nitrogen, ini fungsinya untuk menjaga udara dari luar untuk masuk, kalau sudah kempes berarti sudah ada udara dan bakteri yang masuk,” kata dia.
Produk kemasan, terlebih yang mengandung protein dan gula, menurutnya, sangat rentan terkontaminasi bila kemasan telah rusak.
Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah lebih bijak dalam memeriksa komposisi dan nutrisi yang terkandung dalam produk. Widya menganjurkan untuk menghindari produk mengandung perisa.
“Saya selalu tekankan hindari produk mengandung tambahan perisa makanan, bukan tidak boleh, namun bila dikonsumsi secara sering dan berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan,” jelas Widya.
Baca juga: Dokter sebut konsumsi makanan instan berlebih bisa picu obesitas
Baca juga: Mi instan & kue kering jadi makanan terlaris selama Ramadhan tahun ini
Baca juga: PMI imbau sumbangan makanan korban bencana jangan selalu mie instan
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023