• Beranda
  • Berita
  • Wakil Ketua MPR minta mahasiswa hadir di tengah masyarakat

Wakil Ketua MPR minta mahasiswa hadir di tengah masyarakat

31 Maret 2023 11:47 WIB
Wakil Ketua MPR minta mahasiswa hadir di tengah masyarakat
Acara Syiar Ramadhan Al-Khairiyah di halaman kompleks Al-Khairiyah, Citangkil, Kota Cilegon, Banten, Kamis (30/3/2023). (ANTARA/HO-MPR)
Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto meminta mahasiswa hadir di tengah masyarakat guna memahami dan turut merasakan problematika yang ada.

"Mahasiswa memang semestinya harus dekat dan selalu berinteraksi dengan masyarakat. Ketika mahasiswa dekat berada di tengah-tengah publik, (maka) dia akan semakin memahami berbagai problematika yang ada dan dirasakan rakyat," kata Yandri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Yandri mengatakan hal itu dalam rangka kegiatan Syiar Ramadhan Al-Khairiyah di halaman kompleks Al-Khairiyah, Citangkil, Kota Cilegon, Banten, Kamis (30/3).

Dalam program syiar Ramadhan bertema "Ibadahku Totalitas, Ramadhanku Berkualitas, dan Belajarku Tuntas", Universitas dan STIT Al-Khairiyah Cilegon, Banten, menggelar berbagai kegiatan mahasiswa selama bulan suci Ramadhan, seperti tausyiah agama, buka puasa, salat magrib, salat isya, dan salat tarawih bersama.

"Ini adalah program yang sangat baik juga berdampak baik dan menurut saya," kata Yandri.

Baca juga: Waka MPR minta pemerintah permudah ekspor bagi produsen makanan lokal

Menurut dia, kegiatan syiar memang diperlukan dalam situasi saat ini yang penuh dengan fenomena negatif, terutama melibatkan remaja.

"Seperti, mabuk-mabukan, narkoba, balap liar, tawuran; sehingga makin menjauhkan mereka dari beribadah kepada Allah," katanya.

Berbagai fenomena tersebut sangat mengkhawatirkan, tambahnya. Oleh karena itu, apabila tidak ada yang tergerak untuk membendung fenomena tersebut, maka dikhawatirkan kualitas generasi muda Indonesia akan semakin terpuruk di masa depan.

Dia menyebutkan satu fenomena lagi yang membuat miris dan harus dipahami oleh para mahasiswa Al-Khairiyah.

Fenomena itu, menurut Yandri, berasal dari suatu penelitian yang dilakukan Institut Ilmu Al Qur'an (IIQ) Jakarta tentang umat Islam dan Al Qur'an. Dari penelitian itu, sebanyak 72 persen dari jumlah umat Islam tidak bisa membaca Al Qur'an.

"Karena itulah, saya melihat program ini (syiar Ramadhan) merupakan ikhtiar kita semua untuk terus memastikan tanpa kenal lelah bahwa hidup dan kehidupan kita berada tetap di jalur yang benar, yaitu mencari ridho Allah subhanahu wa ta'ala," jelasnya.

Dia pun berharap agar mahasiswa Al-Khairiyah bisa menjalani program dengan senang dan sepenuh hati.

"Jangan sampai ada keterpaksaan dan jangan sampai ada niat-niat yang lain," ujar Yandri.

Baca juga: Wakil Ketua MPR nilai KH Abdul Chalim layak jadi pahlawan nasional

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023