Pekan ini, BMKG Indonesia dan USAID menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk bekerja sama memperkuat, mengembangkan, dan mempromosikan kegiatan kerja sama ilmiah dan teknis guna meningkatkan sistem peringatan dini bencana, menurut keterangan Kedutaan Besar AS di Jakarta pada Jumat.
"BMKG Indonesia sangat senang dapat mempererat kerja sama dengan Amerika Serikat melalui USAID sehingga kita dapat saling belajar, terutama terkait dengan fenomena cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami yang secara signifikan memengaruhi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di dua negara," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Menurut dia, BMKG berharap kerja sama itu akan menghasilkan inovasi untuk peningkatan sistem peringatan dini di tengah tantangan kejadian bencana yang semakin bertambah.
Baca juga: BMKG ajak dunia internasional bangun sistem peringatan siklon tropis
Berdasarkan nota kesepahaman baru tersebut, BMKG dan USAID akan bermitra guna meningkatkan prakiraan berbasis dampak, mendukung sistem panduan banjir bandang untuk kawasan Asia dan Pasifik, serta meningkatkan notifikasi gempa bumi dan peringatan tsunami.
"Kami gembira dapat memperdalam kemitraan kami dengan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Dengan kepemimpinan BMKG, kami meningkatkan sistem peringatan dini bagi publik untuk memberikan informasi cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami yang tepat waktu, akurat, komprehensif, dan mudah dipahami," ujar Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen.
Menurut Cohen, USAID dan BMKG juga akan melakukan analisis bersama, berbagi informasi dan praktik terbaik, serta mengadakan kunjungan pertukaran.
Kedua mitra selanjutnya berencana untuk memperdalam kemitraan melalui perjanjian hibah baru, kata Kedubes AS dalam keterangannya.
Baca juga: Moeldoko usulkan kolaborasi sistem peringatan dini perubahan iklim
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023