"Penurunan ini disebabkan efek musiman di mana Februari adalah masa low season dan bahwa di Februari jumlah harinya lebih sedikit, cuaca buruk juga mengganggu aktivitas penerbangan," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam jumpa pers Berita Rilis Statistik di Jakarta, Senin.
Pudji menyebutkan, penurunan jumlah penumpang terjadi di seluruh bandara utama yang diamati, yaitu Bandara Kualanamu-Medan sebesar 25,30 persen, Ngurah Rai-Denpasar sebesar 24,15 persen, Hasanuddin-Makassar sebesar 13,20 persen, Juanda-Surabaya sebesar 10,88 persen, dan Soekarno Hatta-Tangerang sebesar 8,16 persen.
Jumlah penumpang domestik terbesar terdapat pada Bandara Soekarno Hatta-Tangerang, yaitu mencapai 1,3 juta orang atau sebesar 29,63 persen dari total penumpang domestik, diikuti Juanda-Surabaya sebanyak 364,4 ribu orang atau sebesar 8,28 persen dari total penumpang domestik.
Lebih lanjut, jumlah penumpang tujuan luar negeri atau internasional turun 4,40 persen menjadi 1,1 juta orang. Selama Januari-Februari 2023, jumlah penumpang domestik sebanyak 9,3 juta orang dan jumlah penumpang internasional sebanyak 2,2 juta orang. Masing-masing naik sebesar 38,09 persen dan 1.063,25 persen dibanding kondisi pada periode yang sama tahun 2022.
Jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri (internasional) pada Februari 2023 sebanyak 1,1 juta orang atau turun 4,40 persen dibanding keadaan pada Januari 2023. Penurunan jumlah penumpang terjadi di Bandara Ngurah Rai-Denpasar sebesar 15,07 persen, Kualanamu-Medan sebesar 6,51 persen, dan Juanda-Surabaya sebesar 3,15 persen.
Sementara itu, peningkatan jumlah penumpang terjadi di Bandara Soekarno Hatta-Tangerang sebesar 3,70 persen, sedangkan jumlah penumpang di Bandara Hasanuddin-Makassar relatif sama. Jumlah penumpang internasional terbesar terdapat pada Bandara Soekarno Hatta-Tangerang, yaitu mencapai 482,0 ribu orang atau 45,68 persen dari total penumpang ke luar negeri, diikuti Ngurah Rai-Denpasar sebanyak 343,2 ribu orang atau sebesar 32,52 persen dari total penumpang ke luar negeri.
Selama Januari-Februari 2023, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri, baik menggunakan penerbangan nasional maupun asing, sebanyak 2,2 juta orang atau naik 1.063,25 persen dibanding jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah penumpang ke luar negeri terbesar terdapat pada Bandara Soekarno Hatta-Tangerang.
Dari sisi angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada Februari 2023 tercatat 1,3 juta orang atau turun 15,17 persen dibanding Januari 2023. Jumlah barang yang diangkut turun 1,25 persen menjadi 27,5 juta ton.
Selama Januari-Februari 2023, jumlah penumpang mencapai 2,9 juta orang atau naik 14,44 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2022, sementara jumlah barang yang diangkut naik 8,67 persen atau mencapai 55,3 juta ton.
"Pada bulan Februari cuaca buruk mengganggu aktivitas pelayaran reguler sehingga membatalkan pelayaran," kata Pudji.
Pada moda transportasi kereta api, jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera yang berangkat pada Februari 2023 sebanyak 26,3 juta orang atau turun 9,50 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter), yaitu sebanyak 20,8 juta orang atau 79,25 persen dari total penumpang kereta api.
Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera, masing-masing turun 8,39 persen, 13,73 persen, dan 11,51 persen. Serupa dengan jumlah penumpang, jumlah barang yang diangkut kereta api mengalami penurunan 6,08 persen menjadi 5,1 juta ton.
Sebagian besar barang yang diangkut tersebut tercatat di wilayah Sumatera sebanyak 4,2 juta ton atau 83,17 persen dari total barang yang diangkut dengan kereta api. Penurunan jumlah barang terjadi di semua wilayah Jawa non- Jabodetabek dan Sumatera, masing-masing turun sebesar 12,72 persen dan 4,61 persen.
Selama periode Januari-Februari 2023, jumlah barang yang diangkut kereta api mencapai 10,5 juta ton atau naik 25,30 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Peningkatan terjadi di wilayah Sumatera sebesar 33,46 persen, sebaliknya wilayah Jawa non-Jabodetabek mengalami penurunan 2,75 persen.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023