Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan rencana pembentukan koalisi besar, yang merupakan gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), akan memasuki tahap berikutnya guna membahas soal kepemimpinan.Terkait dengan kepemimpinannya, di chapter berikut
"Koalisi besar kan kemarin kami sudah bertemu secara silaturahmi, fondasinya sudah kami bahas. Terkait dengan kepemimpinannya, di chapter berikut," kata Airlangga di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, Minggu (2/4), digelar acara Silaturahmi Ramadhan di Kantor DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Jakarta, dengan dihadiri para ketua umum parpol yang duduk di dalam Kabinet Indonesia Maju, yaitu Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Plt. Ketua Umum PPP sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Mardiono, dan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pun hadir dalam acara tersebut.
Sementara itu, KIB terdiri atas tiga partai politik, yaitu Partai Golkar, PPP, dan PAN; sedangkan Koalisi KIR terdiri atas Partai Gerindra dan PKB.
Baca juga: PDI Perjuangan buka kemungkinan gabung koalisi besar
Airlangga menambahkan koalisi besar tersebut membuka kesempatan bagi partai politik yang ingin bergabung.
"Tapi, kami juga membuka terhadap partai-partai yg ingin bergabung di dalam koalisi besar ini," imbuhnya.
Menurut dia, pembicaraan dengan para pemimpin parpol dalam acara Silaturahmi Ramadhan itu cukup cair.
"Tentu antar-pimpinan lima partai ini kami cukup cair dan kami akan terus berkomunikasi intens agar koalisi ini bisa terus menemukan bentuknya," ungkap Airlangga.
Baca juga: Golkar sebut wacana koalisi besar terbuka bagi PDIP
Saat ditanya terkait kemungkinan majunya Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto sebagai bakal pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2024, Airlangga tidak langsung menjawab secara tegas.
"Ya, namanya politik nanti masih ada chapter berikut," katanya.
Dalam Silaturahmi Ramadhan tersebut, Prabowo Subianto mengaku menemukan kesamaan pemikiran dengan pimpinan partai politik lainnya, khususnya dengan parpol di pemerintahan. Dia mengatakan dalam pertemuan para ketum parpol tersebut lebih membahas soal bagaimana menjamin kelangsungan pembangunan.
"Saya kira rakyat juga bisa lihat betapa kami kompak, harmonis. Tadi, Presiden (Jokowi) bicara beberapa kali harmonis, rakyat ingin lihat pimpinannya semua kerja sama untuk rakyat, intinya itu," ujar Prabowo.
Baca juga: Golkar: Pembentukan koalisi besar ciptakan pemerintahan yang stabil
Untuk diketahui, pendaftaran bakal capres dan calon wakil presiden (cawapres) dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca juga: PDIP pertanyakan kemampuan dari keinginan bentuk koalisi besar
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023