Kasus ini adalah yang terbaru dalam serangkaian sengketa di beberapa negara, mulai dari China hingga Belanda, terkait kamera-kamera dalam mobil Tesla, yang perusahaan mengklaim untuk melindungi dari pencurian atau vandalisme tetapi otoritas khawatir dapat menyebabkan perekaman tanpa persetujuan.
Gugatan vzbv yang diajukan pada bulan Juli tahun lalu menyatakan bahwa produsen mobil tersebut menyesatkan konsumen dengan tidak memberi tahu mereka dalam iklan bahwa pengemudi dapat melanggar regulasi perlindungan data jika fitur ini digunakan di tempat umum dan merekam orang yang lewat tanpa pengetahuan mereka.
Setelah sidang kasus di Berlin, perusahaan mengeluarkan pernyataan gencatan dan penghentian yang menyatakan tidak akan lagi beriklan seperti itu, menurut pernyataan oleh vzbv.
Tesla tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Manual pembuat mobil untuk pembeli di AS menyatakan bahwa "Anda bertanggung jawab penuh untuk berkonsultasi dan mematuhi semua peraturan lokal dan batasan properti terkait penggunaan kamera."
Seorang juru bicara dari badan perlindungan data Berlin mengatakan bahwa orang yang mengemudikan mobil bertanggung jawab untuk mematikan kamera di tempat umum. Tanggung jawab akan diperluas ke perusahaan jika gambar disiarkan dan disimpan oleh Tesla, tambah juru bicara tersebut.
Otoritas pengawas data pribadi di Belanda mencapai kesimpulan serupa pada bulan Februari, yang menempatkan tanggung jawab pengambilan gambar pada pengemudi, demikian disiarkan Reuters, Selasa (4/4).
Baca juga: Tesla meluncurkan CyberVault di China
Baca juga: Produksi dan pengiriman Tesla capai rekor baru pada kuartal 1 2023
Baca juga: Lini produksi Tesla Cybertruck hampir siap
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023